Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ الحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ واَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْجَلْسَةِ اْلعَظِيْمَةِ…
Limpahan puji
ke hadirat Allah subhanahu wata’ala Yang selalu bersama kita , Yang telah
berfirman :
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
( الحديد : 4 )
” Dan Dia (
Allah ) bersama kamu dimana pun kamu berada , dan Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan ” ( QS. Al Hadid : 4 )
Ia selalu
bersama kalian dimanapun kalian berada , menghibur mereka yang ingin bertobat
bahwa dia bersama Allah , memberi teguran kepada para pendosa bahwa mereka
dilihat Allah , memberi hiburan kelembutan dan kasih sayang bagi yang beribadah
bahwa ia bersama Allah , demikian jawaban Ilahi untuk semua jenis sanubari dan
pemikiran bahwa Allah bersama kalian dimanapun kalian berada dan dalam keadaan
apapun , baik dalam gelombang fikiran kegelapan atau keluhuran , Ia dekat dengan
kita , bisa menimpakan musibah dan bisa menjauhkan musibah , bisa melimpahkan
anugerah atau menyingkirkan anugerah . Maka beruntunglah mereka yang meminta ,
yang selalu menjawab seruan-Nya , yang selalu menjawab dengan Labbaikallahumma
labbaik , ku datang kepada-Mu wahai Rabbi.. menyambut kelembutan dan kasih
sayang-Mu , yang dengan itu alam semesta menyambutnya sebagai hamba yang
dimuliakan Allah , jika dia telah dimuliakan Allah maka alam semesta dikenalkan
untuk mengenal namanya , demikian riwayat Shahih Al Bukhari bahwa Rasul
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ .
( رواه البخاري )
” Sesungguhnya
Allah SWT jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan
berkata : “ Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka
Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk
langit dan berkata: “ Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang
ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun
mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di
muka bumi ini .” ( Shahih Al Bukhari)
Maka orang yang
mau mencintai Allah dan menyayangi Allah berarti ia telah dicintai Allah karena
ia tidak bisa mencintai Allah kecuali ia telah disetujui oleh Allah . Jika ia
merindukan Allah berarti Allah juga telah rindu kepadanya sebagaimana firman
Allah dalam hadits qudsy :
إِذَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا
” apa bila
hamba-Ku mendekatkan dirinya satu jengkal kepada-Ku , niscaya Aku mendekat
kepadanya satu hasta “
Setiap kali
kita rindu kepada Allah , maka Allah lebih rindu kepada kita . Jika kita ingin
dekat dengan Allah , maka Allah lebih ingin dekat dengan kita , jika kita
memohon pengampunan kepada Allah , belum selesai kesungguhan permohonan kita
untuk diampuni tapi Allah telah mengampuni kita , demikian agungnya Sang Maha
Pengampun Yang tidak membutuhkan panjangnya lisan untuk menyampaikan ucapan ,
dengan sekejap Allah melihat getaran jiwamu yang ingin kembali kepada-Nya yang
ingin dekat kepada-Nya , maka kejap itu telah merubah sedemikian banyak
ketentuan burukmu di masa mendatang .
Hadirin hadirat
yang dimuliakan Allah
Ketentuan Allah itu lebih cepat dari kedipan mata , maka beribu juta ketentuan berubah dalam kehidupan kita , betapa meruginya mereka yang terus menuruti keinginannya untuk semakin jauh dari Allah , berapa ribu juta kejadian buruk yang akan berubah mengarah kepadanya , dan berapa banyak kejadian baik yang akan menjauh darinya karena ia menjauh dari Yang Maha memiliki kebaikan , karena ia menjauh dari Yang Maha memiliki anugerah dan ia mendekat kepada kemurkaan-Nya .
Ketentuan Allah itu lebih cepat dari kedipan mata , maka beribu juta ketentuan berubah dalam kehidupan kita , betapa meruginya mereka yang terus menuruti keinginannya untuk semakin jauh dari Allah , berapa ribu juta kejadian buruk yang akan berubah mengarah kepadanya , dan berapa banyak kejadian baik yang akan menjauh darinya karena ia menjauh dari Yang Maha memiliki kebaikan , karena ia menjauh dari Yang Maha memiliki anugerah dan ia mendekat kepada kemurkaan-Nya .
Hadirin hadirat
, maka mendekatlah dan sampailah kepada pintu kelembutan , aku dan kalian di
malam hari ini dihadirkan karena rindu dengan kelembutan-Nya , kita telah
diberi kesempatan hadir dan kita telah berada dalam payung kelembutan-Nya ,
jangan lemparkan fikiran kita keluar dalam kehinaan tetapkan di dalam payung
cahaya kelembutan Ilahi , dan jangan berhenti berdoa sebab mereka ahlul
ma’rifah billah berdoa dan beristighfar untuk setiap nafasnya yang tidak rindu
kepada Allah . ” Ya Allah ampuni dosa-dosaku , ampuni nafas-nafasku yang tidak
rindu kepada-Mu di masa lalu ” , demikian keadaan mereka . Dimana keadaanku dan
keadaan kalian , di mana shalatku dan shalat kalian ?! . Mereka ketika
melakukan sujud maka sanubarinya dipenuhi cahaya sujud , mereka ruku’ jiwanya
dipenuhi dengan cahaya ruku’ , mereka mengucapkan :
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
” Allah
mendengar pujian orang yang memuji-Nya “
Lalu membaca
doa setelah ruku’ :
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ اْلأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ .
” Wahai Tuhan
kami, bagi-Mu segala puji, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak , yang baik
dan penuh dengan berkah , (Aku memuji-Mu dengan) pujian sepenuh langit dan
sepenuh bumi , sepenuh apa yang di antara keduanya , sepenuh apa yang Engkau
kehendaki setelah itu “
Kita bisa
bayangkan bagaimana balasan Allah terhadap ucapan itu , balasannya sepuluh kali
lebih besar dari ucapan itu hingga 700 kali lipat , salahkah jika kita
mengucapkannya satu atau dua detik dan mendalami maknanya ?! . Dan didalam
sujud kita mngucapkan :
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلَأعْلَى وَبِحَمْدِهِ
” Maha Suci
Tuhanku, Yang Maha Tinggi “
Betapa
tingginya keagungan nama Allah Yang Maha Tinggi , Alam semesta beserta isinya
tidak menyamai keagungan nama Allah Yang Maha Tinggi , kita mendapatkan
pahalanya dan dikalikan 10 hingga dikalikan 700 , kalau shalat berjama’ah maka
dikalikan 27 , jika memakai siwak dikalikan 70 , MasyaAllah!!! Wahai Yang Maha
Dermawan kedermawanan-Mu tidak tertahan , Wahai Yang Maha Baik kelembutan-Mu
dan kebaikan-Mu terus berlimpah , namun beri kami kesadaran betapa indahnya
Engkau wahai Allah , jiwa ini sering lupa dan terpejam dari hal-hal yang luhur
.
Hadirin hadirat
ynag dimuliakan Allah
Sampailah kita pada malam hari ini dalam tuntunan mulia sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , orang yang paling berlemah lembut diantara semua makhluk Allah . Tidak ada satu makhluk pun yang lebih berkasih sayang lebih dari sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , sebagaiman firman Allah :
Sampailah kita pada malam hari ini dalam tuntunan mulia sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , orang yang paling berlemah lembut diantara semua makhluk Allah . Tidak ada satu makhluk pun yang lebih berkasih sayang lebih dari sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , sebagaiman firman Allah :
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
( القلم : 4 )
” Dan
sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur ” . ( QS. Al Qalam :
4 )
Dan beliau itu
adalah nabi yang rauuf ar raahim , dan tidak diberikan gelar
itu kepada makhluk lainnya kecuali nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa pada kitab Taurat dijelaskan
tentang sifat-sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
لاَ يَدْفَعُ بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ وَلَكِنْ يَعْفُوْ وَيَصْفَحُ
” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam tidak membalas kejahatan dengan kejahatan , tetapi
memaafkan dan mengampuni ” .
Ini salah satu
ciri-ciri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , dan semoga ciri-ciri itu
kita warisi pula . Ya Allah penuhi jiwa kami dengan jiwa pemaaf , penuhi jiwa
kami dengan jiwa yang selalu ingin mengampuni , yang dengan itu Kau penuhi
hari-hari kami dengan cahaya pengampunan-Mu , Ya Rabbi . Dan dijelaskan pula di
dalam Taurat :
وَلَنْ يَقْبِضَهُ اللهُ تَعَالَى حَتَّى يُقِيْمَ بِهِ الْمِلَّةُ اْلعَوْجَاء بِأَنْ يَقُوْلُوْا لَا إِلهَ إِلَّا الله وَيَفْتَحُ بِهَا أَعْيُنًا عُمْيًا وَآذَانًا صُمََّا وَقُلُوْبًا غُلْفًا .
” Allah tidak
akan mewafatkannya sampai ditegakkan agama yang telah diselewengkan sehingga
mereka berkata ” Laa ilaaha illallah ” dan dengan itu akan membuka mata yang
buta , membuka telinga yang tuli dan membuka hati yang gelap dan mati “
Demikian
riwayat Shahih Al Bukhari bahwa di dalam Taurat dijelaskan tentang sifat-sifat
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ; beliau tidak membalas kejahatan
dengan kejahatan , tetapi memaafkan dan mengampuni , dan beliau tidak akan
wafat sampai beliau menegakkan Aqidah yang telah diselewengkan , sampai manusia
mengenal kalimat ” Laa ilaaha illallah “ . Dan tuntunan nabi
Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam membuka mata yang buta , membuka telinga
yang tuli dan membuka hati yang gelap dan mati . Hadirin hadirat , bukan
berarti orang yang buta matanya akan bisa melihat dengan tuntunan , tentunya
bukan itu maksudnya . Yang dimaksud adalah , ketika seseorang telah sampai
kepadanya tuntunan Sang Nabi maka ia akan melihat hal-hal yang dimuliakan Allah
, hal-hal yang dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala . Ketika ia melihat
kenikmatan maka ia bersyukur , ketika ia melihat musibah maka ia berdoa .
Demikian indah penglihatannya , terbuka penglihatannya kepada keluhuran
sehingga sampailah ia kepada derajat ahlul ihsan , yaitu :
أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
” Engkau
beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak
melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu .”
Orang seperti
ini yang dimaksudkan adalah orang yang buta menjadi melihat bahwa alam semesta
ini ada pemiliknya , barat dan timur ini ada pemiliknya , penglihatannya ada
yang menciptanya hingga ia mengenal Allah , dan ia senang mendengar hal-hal
yang mulia . Berbeda di telinganya antara mendengar nama Allah dengan mendengar
nama makhluk . Ia asyik jika mendengar nama Allah , ia kurang senang mendengar
nama selain Allah , jika senang mendengar nama yang lain tapi jika mendengar
nama Allah disebut maka bergetar hatinya dengan khusyu’. Demikian keadaan
telinga yang dibuka oleh tuntunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .
Mereka yang asyik mendengar gemuruh nama Allah disebut , sungguh mereka itulah
orang-orang yang diqiyaskan di dalam Taurat dalam riwayat Shahih Al Bukhari ,
bahwa telinga yang tuli itu terbuka hingga bisa membedakan antara nama Allah
dengan nama makhluk , berbeda bagi mereka ketika nama Allah yang disebut .
Hadirin hadirat
yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Nabi Isa bin Maryam As ketika ia melihat seorang pencuri kemudian ia berkata kepada pencuri itu : ” Kau telah mencuri ” , dan pencuri itu berkata ” tidak ” , maka nabi Isa berkata : ” sungguh aku telah melihat dengan mataku sendiri bahwa kau telah mencuri ” , orang itu berkata : ” Demi Allah , aku tidak mencuri ” , kemudian nabi Isa berkata : ” shadaqallahu wa kazabat ‘ainii / Allah Yang Maha benar dan mataku yang dusta ” . Tidak mau ia berbenturan dengan nama Allah , matanya tidak mau diadu dengan nama Allah .
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Nabi Isa bin Maryam As ketika ia melihat seorang pencuri kemudian ia berkata kepada pencuri itu : ” Kau telah mencuri ” , dan pencuri itu berkata ” tidak ” , maka nabi Isa berkata : ” sungguh aku telah melihat dengan mataku sendiri bahwa kau telah mencuri ” , orang itu berkata : ” Demi Allah , aku tidak mencuri ” , kemudian nabi Isa berkata : ” shadaqallahu wa kazabat ‘ainii / Allah Yang Maha benar dan mataku yang dusta ” . Tidak mau ia berbenturan dengan nama Allah , matanya tidak mau diadu dengan nama Allah .
Oleh sebab itu
dalam syariat harus dua orang saksi yang melihat tidak boleh hanya satu orang
saja . Dalam sebuah riwayat yang tsiqah di dalam Ma’jam Al Kabir dan di dalam
riwayat yang tsiqah lainnya , ketika Allah subhanahu wata’ala memberikan ujian
kepada nabi Khidhir dengan keagungan nama-Nya hingga suatu saat datang
seseorang kepadanya dan meminta shadaqah kepadanya maka ia berkata : ” Aku
tidak memiliki apa-apa untuk dishadaqahkan ” , maka orang itu berkata : ”
As-aluka billah , aku meminta kepadamu dengan nama Allah ” , maka nabi Khidir
berkata : ” Jika kau telah menyebut nama Allah , aku tidak bisa mengatakan kata
” Tidak ” lagi , memang aku tidak memiliki apa-apa maka juallah diriku sebagai
budak , karena diriku tidak ada artinya dibanding dengan nama Allah subhanahu
wata’ala ” . Maka orang itu berkata : ” kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu ? ”
, maka nabi Khidir berkata : ” iya aku sungguh-sungguh , juallah diriku karena
diriku tidak berarti apa-apa dibanding dengan nama Allah dan kau meminta dengan
nama Allah ” , maka ia pun membawa dan menjualnya sebagai budak , dan dibeli
oleh seseorang kemudian orang itu membawa budaknya yaitu nabi Khidir AS ke
rumahnya . Tetapi ia tidak diperintah oleh tuannya sampai beberapa hari , maka
nabi Khidir bertanya kepada orang yang membelinya : ” wahai tuan , kau telah
membeliku dan aku telah menjadi budakmu tapi mengapa kau tidak memerintah aku ?
” , maka tuannya berkata : ” Kau ini sepertinya orang yang sangat berwibawa
sehingga aku tidak berani memerintahmu , jangan-jangan kau ini adalah raja
karena kau begitu berwibawa bukan seperti budak ” , maka nabi Khidhir berkata :
” perintahlah aku ” , maka tuan itu berkata : ” baiklah kalau kau mau membantu
aku, disana ada beberapa bongkahan batu seperti gunung kalau bisa tolong
pindahkan batu itu ke tempat lain semampumu saja , aku mau berangkat ke pasar
sebentar” . Setelah tuannya pulang dari pasar , semua batu telah dipindahkan ke
tempat yang diinginkan . Maka ia berkata : ” wahai budakku , kau ini siapa ,
pekerjaan ini meskipun dikerjakan oleh sepuluh orang belum akan selesai dalam
tiga hari , tapi kau mengerjakannya sendiri ” , maka nabi Khidir berkata : ”
Dengan izin Allah ” . Maka tuannya berkata : ” Baiklah kalau begitu , aku dan
keluargaku akan pergi ke luar kota dan rumahku akan direnovasi , maka engkau
bantulah semampumu , besok aku pulang ” . Setelah ia berangkat dan pulang
keesokan harinya , ia mendapati rumahnya telah rapi dan selesai direnovasi .
Maka tuannya berkata : ” jika aku kumpulkan para kuli bangunan untuk
merenovasinya maka tidak akan selesai dalam puluhan hari , tapi kau selesaikan
dalam satu malam ” , maka nabi Khidir berkata : ” dengan izin Allah ” . Maka
tuan itu berkata : ” sekarang jawab dengan jujur kau ini siapa ? ” , nabi
Khidir menjawab : ” Aku hamba Allah ” , tuannya pun bertanya lagi dan nabi
Khidir menjawab : ” aku ini tidak lebih dari hamba Allah ” , maka sang tuan
berkata lagi : ” Aku bertanya kepadamu demi keagungan nama Allah , siapa engkau
? ” , maka ia berkata : ” Aku Khidir Nabiyyullah ” , maka orang itu pun
bersimpuh mencium kaki dan lutut nabi Khidir seraya berkata : ” wahai nabi
Allah , limpahkan bala’ kepadaku , agar jangan sampai aku di azab Allah di
akhirat karena aku telah memperbudak seorang nabi ” , maka nabi Khidir berkata
: ” Tidak , engkau tidak salah , kau tidak memperbudak seorang Nabi karena kau
tidak tau ” , maka ia berkata : ” Wahai nabi Allah apa yang engkau mau ? ” ,
nabi Khidir berkata : ” Kalau engkau mau bebaskanlah aku agar aku bebas beribadah
” , maka tuan itupun berkata : ” Kau telah aku bebaskan wahai Nabi Khidir ” .
Maka nabi Khidir berkata : ” Maha Suci Allah yang membuat aku terperbudak
karena nama-Nya dan terbebaskan karena nama-Nya . Demikian keadaan orang-orang
yang mengagungkan nama Allah subhanahu wata’ala .
Hadirin hadirat
yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada ucapan sang Nabi tadi , hingga terbuka mata dari kebutaannya , semua manusia yang tidak mengetahui iman dan kemuliaan Allah maka ia tergolong orang buta di hari kiamat . Semua orang yang tidak mendengar dan tidak bisa membedakan nama Allah dengan nama makhluk-Nya maka ia adalah orang yang tuli di hari kiamat , jiwa yang tidak mengenal keagungan nama Allah . Bagaimana dengan jiwaku dan jiwa kalian ? sinarilah jiwa kami dengan cahaya-Mu wahai Rabby , jangan Engkau jadikan kami berkumpul dengan kelompok orang-orang yang hatinya gelap , tapi jadikanlah kami orang yang memiliki hati yang selalu bercahaya , Ya Rahman Ya Rahim .
Sampailah kita pada ucapan sang Nabi tadi , hingga terbuka mata dari kebutaannya , semua manusia yang tidak mengetahui iman dan kemuliaan Allah maka ia tergolong orang buta di hari kiamat . Semua orang yang tidak mendengar dan tidak bisa membedakan nama Allah dengan nama makhluk-Nya maka ia adalah orang yang tuli di hari kiamat , jiwa yang tidak mengenal keagungan nama Allah . Bagaimana dengan jiwaku dan jiwa kalian ? sinarilah jiwa kami dengan cahaya-Mu wahai Rabby , jangan Engkau jadikan kami berkumpul dengan kelompok orang-orang yang hatinya gelap , tapi jadikanlah kami orang yang memiliki hati yang selalu bercahaya , Ya Rahman Ya Rahim .
Sampailah kita
pada hadits agung sayyidina nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , inilah
khutbah terakhir beliau sebelum wafat , majelis beliau yang terakhir sebelum
beliau wafat . Beliau keluar dalam keadaan demam berat setelah beberapa hari
tidak keluar , dan disebutkan dalam hadits yang kita baca tadi bahwa kepalanya
diikat dengan kain hingga menghitam karena banyaknya obat dipakaikan di kain
yang diikatkan di kepala beliau karena sakit kepalanya yang dahsyat , dan
beliau dalam hari-hari terakhir mencapai sakaratul maut , beliau menutup dirinya
dengan rida’ ( sorban ) dengan gemetar beliau naik ke atas mimbar dan berdiri
seraya berkata : ” Wahai manusia kemarilah berkumpul kepadaku ” , maka para
sahabat berdesakan ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan
beliau berkata dalam kalimat-kalimat yang menjadi khutbah terakhir sang nabi :
” bahwa ketahuilah akan datang waktunya nanti dimana Anshar akan semakin
sedikit dan ummat akan semakin banyak , maka siapa pun yang menjadi pemimpin
dari ummat Muhammad , jika ia memiliki aib , atau kesalahan pada seseorang tapi
memiliki kebaikan pada orang lainnya , dalam riwayat lain ia memiliki kesalahan
pada suatu kelompok orang tapi memiliki kebaikan pada kelompok lainnya , maka
maafkan kesalahannya dan terima kebaikannya ” , inilah akhir ucapan nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , dan beberapa hari kemudian beliau saw
wafat . Inilah akhir wasiat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada
kita ,
Jadi jelaslah
jika ada ummat nabi Muhammad yang memimpin kita baik dia RT , RW , Lurah , atau
siapapun selama dia muslim ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam , maka Rasul telah berwasiat untuk menghormati mereka karena mereka
adalah ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Terimalah
kebaikannya dan maafkanlah kesalahannya , kalau ada yang salah tentu benahi
dengan cara yang baik , inilah akhir wasiat sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam disaat beliau dalam keadaan gemetar mencapai akhir-akhir
sakaratul maut . Dan dalam khutbah di dalam riwayat lainnya Rasul shallallahu
‘alaihi wasallam berkata :
سَتَرَوْنَ بَعْدِيْ أَثْرَةً فَاصْبِرُوْا حَتَّى تَلْقَوْنِيْ عَلَى الْحَوْضِ
” Kalian akan
berjumpa dengan hal yang tidak kalian sukai , maka bersabarlah sampai kalian
berjumpa denganku di telaga haudh “
Hadirin hadirat
, inilah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam idolaku dan idola kalian
.Ketika di akhir hidupnya demikian wasiat-wasiat beliau yaitu agar tidak
berpecah belah antara rakyat dengan pemimpinnya , tidak saling hantam antara
rakyat dengan pemimpinnya karena akan membuat orang kafir tertawa melihat
muslimin saling hantam satu sama lain . Tidak perlu kita yang menghancurkan ,
tetapi merekalah yang akan hancur sendiri . Maka tenanglah dan damailah ,
sejukkan hatimu dan jangan terjun kepada hal-hal yang membawa kerusakan dan
perpecahan muslimin .
Biarkan mereka
yang bertanggungjawab melaksanakan tanggungjawabnya , yang memiliki tugas
menjalankan tugasnya . Dan tugas kita adalah menenangkan bangsa demi
menenangkan hati sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Selama ummat
Muhammad yang memimpin , maka kita maafkan kesalahannya dan kita terima
kebaikannya , bukan karena orang itu , tapi karena cinta kita kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam .
Hadirin hadirat
yang dimuliakan Allah
Ketika sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra , orang yang sangat mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat lainnya sangat terkejut dengan wasiat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ini ,
Ketika sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra , orang yang sangat mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat lainnya sangat terkejut dengan wasiat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ini ,
Diantara bentuk
cinta mereka adalah sayyidina Zaid bin Haritsah orang yang sangat mencintai
Rasul , dia tidak mau memilih yang lain kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam sebagai idolanya , tidak ada selain nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam . Sayyidina Zaid bin Haritsah ikut nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam .. Maka Zaid bin Haritsah diberikan pilihan : ” Wahai Zaid lalu engkau
mau kemana , maka Zaid berkata : ” Ya Rasulullah aku tidak memilih orang
selainmu , maka jangan kau suruh aku untuk memilih orang selainmu wahai nabi ,
jangan sesekali kau meminta aku untuk memilih orang lain selainmu !” .
Demikian
indahnya sayyidina Zaid bin Haritsah RA , demikian indahnya cinta mereka kepada
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Dimana derajat mereka di hari
kiamat kelak , beruntung orang yang jiwanya bersama mereka . Semoga aku dan
kalian kelak di hari kiamat berkumpul bersama mereka , orang-orang yang tidak
mau memilih yang lain untuk cintanya kepada makhluk Allah lebih daripada nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Wahai Allah jangan pilihkan bagi kami
kekasih lebih dari sayyidina nabi Muhammad . Kita memiliki banyak kekasih , ada
ayah bunda , istri , suami , anak , kerabat , teman dan lainnya tetapi jangan
satupun melebihi cinta kita kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ,
idola kita tercinta . Sejahat-jahat kami , seburuk-buruk kami , sebanyak-banyak
dosa kami perbuat tapi sungguh demi Allah idola kami tetap sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alihi wasallam .
Hadirin hadirat
yang dimuliakan Allah
Cintanya para sahabat kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam mengalir kepada Ahlu bait Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam , sehingga sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra berkata :
Cintanya para sahabat kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam mengalir kepada Ahlu bait Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam , sehingga sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra berkata :
اُرْقُبُوْا مُحَمَّدًا فِيْ أَهْلِهِ
” Jagalah (
muliakanlah / peliharalah ) Muhammad mengenai ahlu baitnya ” (shahih Bukhari)
Demikian
perintah Abu Bakr As Shiddiq , dan beliau berkata dalam riwayat Shahih Al
Bukhari : ” Aku lebih suka menyambung silaturrahmi dengan ahlu bait Rasulullah
daripada dengan kerabatku sendiri ” . Karena cintanya kepada nabi Muhammad
shallallahu ‘alihi wasallam , cintanya mengalir pada ahlu bait Rasul
shallallahu ‘alaihi wasallam , padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
telah memuliakan beliau dengan kemuliaan besar . Kita lihat bagaimana Allah
memuliakan para shiddiqin , diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika
Rasulullah berdiri di atas gunung Uhud dan gunung itu berguncang , maka Rasul
berkata :
اُثْبُتْ أُحُد فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيْقٌ وَشَهِيْدَانِ
” Tenanglah
wahai Uhud sesungguhnya di atasmu ada nabi , shiddiq , dan dua orang syahid “
Mengapa Rasul
tidak mengatakan ” di atasmu ada Nabi dan ada Abu Bakr ” , tetapi beliau
mengatakan As Shiddiq dan dua orang yang akan mati syahid . Hal ini menunjukkan
bukan hanya Abu Bakr As Shiddiq Ra saja yang bisa menenangkan goncangan gunung
atau gempa bumi menjadi tenang . Rasul telah memerintahkan kepada gunung untuk
tenang ketika diinjak oleh nabi atau As Shiddiq atau orang mati syahid , hal
ini telah diperintah oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam . As Shiddiq bukan
hanya sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra saja . As Shiddiq adalah orang yang
bersungguh-sungguh ingin dekat kepada Allah , para shalihin , para wali Allah ,
dan para Ulama’ yang shalih yang menjalankan sunnah sang Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam , merekalah para shiddiqin .
Hadirin hadirat
yang dimuliakan Allah
Gunung tidak pantas berguncang jika ada di atasnya orang yang As Shiddiq atau dua orang yang mati syahid , demikian sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Maka bala’ dan musibah akan jauh dari keberadaan para shalihin , shiddiqin dan para muqarrabin .
Gunung tidak pantas berguncang jika ada di atasnya orang yang As Shiddiq atau dua orang yang mati syahid , demikian sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Maka bala’ dan musibah akan jauh dari keberadaan para shalihin , shiddiqin dan para muqarrabin .
Inilah rahasia
kemuliaan tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , dan
tentunya kita tidak lupa pada belahan jiwa sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam , sayyidatuna Fathimah Az Zahra’ . Dimana saat-saat terakhir setelah
Rasulullah berkhutbah dan masuk ke rumahnya lalu memanggil sayyidah Fathimah Ra
(Shahih Bukhari) seraya berkata : ” Wahai anakku Fathimah , aku mohon izin
untuk wafat ” maka menangislah sayyidatuna Fathimah dan setalah itu dia
tersenyum , maka sayyidatuna Aisyah yang melihat dari kejauhan heran dan
bertanya-tanya .
Setelah
sayyidatuna Fathimah keluar maka sayyidah Aisyah bertanya : ” Apa yang telah
dikatakan nabi sehingga kau menangis kemudian tersenyum ? ” maka sayyidah
Fathimah berkata : ” Aku tidak diizinkan bicara sampai nabi telah wafat ” .
Maka setelah nabi wafat , Sayyidah Aisyah bertanya kepada sayyidah Fathimah apa
yang telah dikatakan Rasul ketika itu kepadamu wahai Fathimah , maka sayyidah
Fathimah berkata : ” Waktu itu Rasul meminta izin kepadaku bahwa beliau akan
wafat dan meninggalkanku , maka aku menangis , lalu Rasul berkata : ” kau
adalah orang pertama yang akan menyusulku , wahai Fathimah kau adalah pemimpin
seluruh wanita di sorga ” , maka sayyidatuna Fathimah tersenyum . Sayyidatuna
Fathimah menangis lalu tersenyum , bukan senyum karena bahagia menjadi wanita
yang paling mulia , tetapi karena menjadi kebanggaan ayahnya . Ayahnya bangga
sebab ia menjadi pemimpin wanita di surga , maka gembira sayyidatuna Fathimah
dan gembira karena akan cepat menyusul ayahnya dan tidak akan lama berpisah ,
demikian sang ayah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang bersabda :
فاَطِمَة بِضْعَةٌ مِنِّيْ فمَنْ أَغْضَبَهَا أَغْضَبَنِيْ
” Fathimah
adalah belahan jiwaku , maka siapa yang membuatnya murka maka ia telah membuat
aku murka ” (shahih Bukhari)
Hadirin hadirat
yang dimuliakan Allah
Tentunya kita memahami satu riwayat tsiqah dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersujud di Ka’bah sebelum Fath Makkah , ketika itu para kuffar qurays menumpahkan kotoran onta di pundak beliau dan ketika itu beliau tidak bergerak dari sujudnya , maka sayyidatuna Fathimah keluar dari rumah ketika melihat ayahnya dilempari kotoran onta , kemudian ia mendudukkan ayahnya dan membersihkan kotoran itu dari tubuh ayahnya sambil menangis , maka berkatalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : ” Ishbirii ya fathimah / sabarlah wahai fathimah ” .
Tentunya kita memahami satu riwayat tsiqah dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersujud di Ka’bah sebelum Fath Makkah , ketika itu para kuffar qurays menumpahkan kotoran onta di pundak beliau dan ketika itu beliau tidak bergerak dari sujudnya , maka sayyidatuna Fathimah keluar dari rumah ketika melihat ayahnya dilempari kotoran onta , kemudian ia mendudukkan ayahnya dan membersihkan kotoran itu dari tubuh ayahnya sambil menangis , maka berkatalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : ” Ishbirii ya fathimah / sabarlah wahai fathimah ” .
Kita melihat
betapa lemahnya keadaan putri Rasulullah di saat itu yang menangisi ayahnya ,
namun kelak di hari kiamat Rasul telah bersabda ketika semua orang kebingungan
dalam desakan mahsyar dan semua orang diperintahkan untuk melintasi shirat (
jembatan ) , yang jembatan itu sangatlah kecil dan berjatuhan orang-orang ke
dalam neraka , kait-kait dari neraka langsung mengambil para pendosa dan
menjatuhkannya dari jembatan itu , disaat itu diperintahkan untuk melintasi
shirat maka semua orang mundur tidak berani untuk melintasi shirat , maka
disaat itu terdengar suara :
ياَ أَهْلَ الْجَمْعِ نَكسُوْا رُؤُوْسَكُمْ وَغُضُّوْا أَبْصَارَكُمْ حَتَّى تَمُرَّ فاَطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ عَلَى الصِّرَاطِ
” Wahai yang
berkumpul di mahsyar tundukkan kepala kalian , dan tundukkan pandangan kalian
sampai Fathimah putri Muhammad melintas di shirat “
Semua orang
menundukkan kepala sebagai penghormatan untuk melintasnya putri Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam , sayyidatuna Fathimah Az Zahra’ Ra . Demikian
mulianya putri Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam walaupun di dunia sepertinya
tiada berdaya yang membersihkan kotoran onta sambil menangis , dan di waktu
yang lain dalam riwayat yang shahih bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam datang kepada salah satu penduduk Anshar karena tiga hari tidak makan
, maka ia makan sedikit dan beliau berkata : ” tolong bungkus untuk Fathimah ,
karena fathimah dua hari juga belum makan ” .
Demikian
keadaannya di dunia , tetapi di akhirah seluruh manusia mendengar siapa
Fathimah Az Zahra’ , semua kepala tunduk menghormati sayyidatuna Fathimah Az
Zahra’ RA . Semoga aku dan kalian bersama sayyidatuna Fathimah , bersama ayah
sayyidah Fathimah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , Ya Rahman
Ya Rahim .
Kita bermunajat
kepada Allah subhanahu wata’ala semoga Allah muliakan hari-hari kita dengan
keluhuran , semoga Allah damaikan jiwa kita , damaikan wilayah kita , damaikan
bangsa kita , dan menjauhkan bencana dari kita Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzal
Jalali wal Ikram Ya Dzatthawli wal in’aam . Hadirin hadirat , seluruh nama Yang
Maha Luhur dan Maha Agung , ingatlah bahwa kita semua akan wafat meninggalkan
semua yang kita lihat dan kita dengar dan setelah itu ruh akan berkumpul dengan
siapa ? , semoga bersama dengan muhajirin dan Anshar , bersama para ulama , bersama
ahlu bait Rasulullah , bersama sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
. Di hari kiamat ruh bersama siapa ? jika dipanggil kelompok pezina berdiri
dengan kelompoknya , kelompok pencuri berdiri dengan kelompoknya , kelompok
pengumpat berdiri dengan kelompoknya , maka disaat itu nama kita dipanggil di
kelompok mana ? , semoga kita berada di kelompok orang yang merindukan
Rasulullah sehingga wajah kita pun berdiri di saat itu , ketika dipanggil
kelompok ahlus sujud terlihat wajah kita berdiri dalam kelompok ahlus sujud ,
ketika dipanggil kelompok orang-orang yang rindu pada Allah maka wajah kita
juga terlihat dalm kelompok yang rindu kepada Allah , Amin Ya Rabbal ‘Alamin .
Rabbi .. benahi hari-hari kami , benahi keadaan kami . Masing-masing diantara
kami mempunyai masalah atau kesusahan yang hingga malam ini belum terselesaikan
, maka pastikan penyelesaiannya Ya Allah , baik itu masalah dunia dan masalah
akhirah , masalah dunia dan masalah dosa , kepada siapa kami mengadu kalau
bukan kepada-Mu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim..
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا…
Katakanlah
bersama-sama..
يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ…يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ…لاَإلهَ إِلاَّ الله… مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالىَ مِنَ اْلأَمِنِيْنَ
0 komentar: