Latest Posts

Rabu, 17 Desember 2014

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum
Bagaimana tuntunan nabi tentang tata cara penguburan plasenta bayi yang baru lahir (ari-ari: bahasa Jawa)? Karena di daerah saya plasenta dikubur kemudian di atasnya dinyalakan lampu, bagaimana hukumnya? Syukron atas jawabannya.
Wassalamu’alaikum
Dari: Hafidz Fatah

Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Terdapat hadis-hadis dari Aisyah, bahwa beliau mengatakan,


كان يأمر بدفن سبعة أشياء من الإنسان الشعر والظفر والدم والحيضة والسن والعلقة والمشيمة


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengubur tujuh hal potongan badan manusia; rambut, kuku, darah, haid, gigi, gumpalan darah, dan ari-ari.”
Hadis ini disebutkan dalam Kanzul Ummal no. 18320 dan As-Suyuthi dalam Al-Jami As-Shagir dari Al-Hakim, dari Aisyah.

Al-Munawi dalam Syarhnya, mengatakan,

وظاهر صنيع المصنف أن الحكيم خرجه بسنده كعادة المحدثين، وليس كذلك، بل قال: وعن عائشة، فساقه بدون سند كما رأيته في 
كتابه ” النوادر “، فلينظر

“Zhahir yang dilakukan penulis (As-Suyuthi) bahwa Al Hakim meriwayatkan hadis ini dengan sanadnya sebagaimana kebiasaan ahli hadis. Namun kenyataannya tidak demikian. Akan tetapi, beliau hanya mengatakan, “..dari Aisyah”, kemudian Al Hakim membawakannya tanpa sanad, sebagai ana  yang saya lihat dalam kitabnya An Nawadir. Silahkan dirujuk. (Faidhul Qadir, 5:198)
Karena itu para ulama menilai hadis ini sebagai hadis dhaif, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai dalil. (Silsilah Ahadits Dhaifah, 5:382)

Semakna dengan hadis ini adalah riwayat yang dibawakan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dari Abdul Jabbar bin Wail dari bapaknya, beliau mengatakan,

أنَّ النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْمُرُ بِدَفْنِ الشَّعْرِ وَالْأَظْفَارِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengubur rambut dan kuku.” (Syu’abul Iman, no. 6488).

Setelah membawakan hadis ini, Al Baihaqi memberikan komentar,

هَذَا إِسْنَادٌ ضَعِيفٌ وَرُوِيَ مِنْ أَوْجُهٍ، كُلُّهَا ضَعِيفَةٌ

“Sanad hadis ini dhaif. Hadis yang semisal disebutkan dalam beberapa riwayat dan semuanya dhaif.”
Karena itulah, Imam Ahmad pernah mengatakan, “Boleh mengubur rambut dan kuku. Namun jika tidak dilakukan, kami berpendapat, tidak mengapa.” Keterangan beliau ini diriwayatkan oleh Al Khallal dalam At Tarajjul, Hal. 19.

Hanya saja, sebagian ulama menganjurkan agar ari-ari pasca melahirkan dikubur sebagai bentuk memuliakan Bani Adam. Karena bagian dari memuliakan manusia adalah mengubur bagian tubuh yang terlepas, salah satunya ari-ari. Disamping itu, tindakan semacam ini akan lebih menjaga kebersihan dan tidak mengganggu lingkungan.

As Suyuthi mengatakan, “Beliau menyuruh untuk mengubur rambut, kuku, darah, .. dan ari-ari, karena semua benda ini adalah bagian dari tubuh manusia, sehingga benda ini dimuliakan sebagaimana keseluruhan badan manusia dimuliakan.” (As-Syamail As-Syarifah, Hal. 271)

Klenik dalam Ritual Penguburan Ari-ari

Jika kita mengambil pendapat para ulama yang menganjurkan mengubur ari-ari, satu hal yang perlu diingat, ini sama sekali bukanlah menganjurkan Anda untuk melakukan berbagai ritual ketika menguburkan benda ini. Sama sekali tidak menganjurkan demikian. Bahkan jika sikap semacam ini diiringi dengan berbagai keyakinan tanpa dasar, maka jadinya tahayul dan khurafat yang sangat dilarang syariat.

Memberi lampu selama 40 hari, di kubur bersama pensil, bunga, jarum, gereh, pethek, sampai kemiri gepak jendhul, semua ini pasti dilakukan karena tujuan tertentu.

Ketika ini diyakini bisa menjadi sebab agar bayinya memiliki kemampuan tertentu, atau agar bayinya mendapatkan semua yang bisa membahagiakan hidupnya, maka berarti termasuk mengambil sebab yang sejatinya bukan sebab. Dan itu termasuk perbuatan syirik kecil.

Selanjutnya, berikut hal penting yang perlu kita perhatikan terkait masalah semacam ini.
 Pertama: Ada sebuah kaidah dalam ilmu akidah yang disebutkan oleh para ulama. Kaidah itu menyatakan, “Menjadikan sesuatu sebagai sebab, dan (pada hakikatnya) itu bukan sebab, adalah sebuah syirik kecil.”

Kedua: “Sebab” itu ada dua macam:
Sebab syar’i, yaitu ketetapan bahwa sesuatu merupakan sebab, berdasarkan dalil dari Alquran dan sunah, baik terbukti secara penelitian ilmiah maupun tidak. Contoh: Ruqyah (pengobatan dengan membaca Alquran) bisa digunakan untuk mengobati orang yang sakit atau kesurupan jin, sebagaimana disebutkan dalam beberapa dalil. Dengan demikian, meyakini ruqyah sebagai sebab agar seseorang mendapat kesembuhan adalah keyakinan yang diperbolehkan, meskipun hal tersebut belum terbukti secara ilmiah.
 Sebab kauni (sunnatullah), adalah ketetapan bahwa sesuatu merupakan sebab yang diterima berdasarkan hasil penelitian ilmiah, yang memiliki hubungan sebab-akibat. Dan bukan semata klaim ilmiyah, dalam arti mengilmiahkan yang bukan ilmiah. Misalnya: Paracetamol menjadi sebab untuk menurunkan demam.

Ketiga: Bahwa semua sebab itu telah ditentukan oleh Allah, baik secara syar’i maupun kauni, dan tidak ada sebab lain, selain dua hal ini. Oleh karena itu, kita tidak boleh menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal tidak ada dalilnya ATAU tidak terbukti secara penelitian ilmiah. Bahkan, ini termasuk syirik kecil.

Jika kita menimbang keterangan di atas, kita sangat yakin tidak ada hubungan sama sekali antara lampu yang dinyalakan di atas ‘makam’ ari-ari dengan jalan terang yang akan diperoleh si anak ketika hidupnya. Demikian pula kita sangat yakin tidak ada hubungan antara mengubur pensil dengan kondisi bahwa bayi ini akan menjadi anak yang pintar menulis, dst. Semua itu hanyalah karangan, tahayul, dan khurafat yang tidak berdasar dan tidak selayaknya dilakukan oleh seorang mukmin yang berakal.
 
Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com

Ritual Mengubur Ari-Ari

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum
Bagaimana tuntunan nabi tentang tata cara penguburan plasenta bayi yang baru lahir (ari-ari: bahasa Jawa)? Karena di daerah saya plasenta dikubur kemudian di atasnya dinyalakan lampu, bagaimana hukumnya? Syukron atas jawabannya.
Wassalamu’alaikum
Dari: Hafidz Fatah

Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Terdapat hadis-hadis dari Aisyah, bahwa beliau mengatakan,


كان يأمر بدفن سبعة أشياء من الإنسان الشعر والظفر والدم والحيضة والسن والعلقة والمشيمة


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengubur tujuh hal potongan badan manusia; rambut, kuku, darah, haid, gigi, gumpalan darah, dan ari-ari.”
Hadis ini disebutkan dalam Kanzul Ummal no. 18320 dan As-Suyuthi dalam Al-Jami As-Shagir dari Al-Hakim, dari Aisyah.

Al-Munawi dalam Syarhnya, mengatakan,

وظاهر صنيع المصنف أن الحكيم خرجه بسنده كعادة المحدثين، وليس كذلك، بل قال: وعن عائشة، فساقه بدون سند كما رأيته في 
كتابه ” النوادر “، فلينظر

“Zhahir yang dilakukan penulis (As-Suyuthi) bahwa Al Hakim meriwayatkan hadis ini dengan sanadnya sebagaimana kebiasaan ahli hadis. Namun kenyataannya tidak demikian. Akan tetapi, beliau hanya mengatakan, “..dari Aisyah”, kemudian Al Hakim membawakannya tanpa sanad, sebagai ana  yang saya lihat dalam kitabnya An Nawadir. Silahkan dirujuk. (Faidhul Qadir, 5:198)
Karena itu para ulama menilai hadis ini sebagai hadis dhaif, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai dalil. (Silsilah Ahadits Dhaifah, 5:382)

Semakna dengan hadis ini adalah riwayat yang dibawakan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dari Abdul Jabbar bin Wail dari bapaknya, beliau mengatakan,

أنَّ النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْمُرُ بِدَفْنِ الشَّعْرِ وَالْأَظْفَارِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengubur rambut dan kuku.” (Syu’abul Iman, no. 6488).

Setelah membawakan hadis ini, Al Baihaqi memberikan komentar,

هَذَا إِسْنَادٌ ضَعِيفٌ وَرُوِيَ مِنْ أَوْجُهٍ، كُلُّهَا ضَعِيفَةٌ

“Sanad hadis ini dhaif. Hadis yang semisal disebutkan dalam beberapa riwayat dan semuanya dhaif.”
Karena itulah, Imam Ahmad pernah mengatakan, “Boleh mengubur rambut dan kuku. Namun jika tidak dilakukan, kami berpendapat, tidak mengapa.” Keterangan beliau ini diriwayatkan oleh Al Khallal dalam At Tarajjul, Hal. 19.

Hanya saja, sebagian ulama menganjurkan agar ari-ari pasca melahirkan dikubur sebagai bentuk memuliakan Bani Adam. Karena bagian dari memuliakan manusia adalah mengubur bagian tubuh yang terlepas, salah satunya ari-ari. Disamping itu, tindakan semacam ini akan lebih menjaga kebersihan dan tidak mengganggu lingkungan.

As Suyuthi mengatakan, “Beliau menyuruh untuk mengubur rambut, kuku, darah, .. dan ari-ari, karena semua benda ini adalah bagian dari tubuh manusia, sehingga benda ini dimuliakan sebagaimana keseluruhan badan manusia dimuliakan.” (As-Syamail As-Syarifah, Hal. 271)

Klenik dalam Ritual Penguburan Ari-ari

Jika kita mengambil pendapat para ulama yang menganjurkan mengubur ari-ari, satu hal yang perlu diingat, ini sama sekali bukanlah menganjurkan Anda untuk melakukan berbagai ritual ketika menguburkan benda ini. Sama sekali tidak menganjurkan demikian. Bahkan jika sikap semacam ini diiringi dengan berbagai keyakinan tanpa dasar, maka jadinya tahayul dan khurafat yang sangat dilarang syariat.

Memberi lampu selama 40 hari, di kubur bersama pensil, bunga, jarum, gereh, pethek, sampai kemiri gepak jendhul, semua ini pasti dilakukan karena tujuan tertentu.

Ketika ini diyakini bisa menjadi sebab agar bayinya memiliki kemampuan tertentu, atau agar bayinya mendapatkan semua yang bisa membahagiakan hidupnya, maka berarti termasuk mengambil sebab yang sejatinya bukan sebab. Dan itu termasuk perbuatan syirik kecil.

Selanjutnya, berikut hal penting yang perlu kita perhatikan terkait masalah semacam ini.
 Pertama: Ada sebuah kaidah dalam ilmu akidah yang disebutkan oleh para ulama. Kaidah itu menyatakan, “Menjadikan sesuatu sebagai sebab, dan (pada hakikatnya) itu bukan sebab, adalah sebuah syirik kecil.”

Kedua: “Sebab” itu ada dua macam:
Sebab syar’i, yaitu ketetapan bahwa sesuatu merupakan sebab, berdasarkan dalil dari Alquran dan sunah, baik terbukti secara penelitian ilmiah maupun tidak. Contoh: Ruqyah (pengobatan dengan membaca Alquran) bisa digunakan untuk mengobati orang yang sakit atau kesurupan jin, sebagaimana disebutkan dalam beberapa dalil. Dengan demikian, meyakini ruqyah sebagai sebab agar seseorang mendapat kesembuhan adalah keyakinan yang diperbolehkan, meskipun hal tersebut belum terbukti secara ilmiah.
 Sebab kauni (sunnatullah), adalah ketetapan bahwa sesuatu merupakan sebab yang diterima berdasarkan hasil penelitian ilmiah, yang memiliki hubungan sebab-akibat. Dan bukan semata klaim ilmiyah, dalam arti mengilmiahkan yang bukan ilmiah. Misalnya: Paracetamol menjadi sebab untuk menurunkan demam.

Ketiga: Bahwa semua sebab itu telah ditentukan oleh Allah, baik secara syar’i maupun kauni, dan tidak ada sebab lain, selain dua hal ini. Oleh karena itu, kita tidak boleh menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal tidak ada dalilnya ATAU tidak terbukti secara penelitian ilmiah. Bahkan, ini termasuk syirik kecil.

Jika kita menimbang keterangan di atas, kita sangat yakin tidak ada hubungan sama sekali antara lampu yang dinyalakan di atas ‘makam’ ari-ari dengan jalan terang yang akan diperoleh si anak ketika hidupnya. Demikian pula kita sangat yakin tidak ada hubungan antara mengubur pensil dengan kondisi bahwa bayi ini akan menjadi anak yang pintar menulis, dst. Semua itu hanyalah karangan, tahayul, dan khurafat yang tidak berdasar dan tidak selayaknya dilakukan oleh seorang mukmin yang berakal.
 
Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com

0 komentar:

Sabtu, 13 Desember 2014

AL QUR’AN terdiri atas 600 halaman. Jika dibagi dalam 30 hari, menjadi 20 halaman. Sepertinya susah harus baca 20 halaman per hati. Tapi coba rutinkan setiap setelah selesai shalat fardhu. Jadi 20 dibagi 5, cukup 4 halaman saja setelah shalat. Dengan begini, kita akan khatam di bulan Ramadhan. Jangan hanya Ramadhan saja. Setelah Ramadhan pun yuk biasakan khatamkan 1 bulan sekali. 

Dan tidakkah kita mencontoh Para Ulama Salafusshalih atas perhatian mereka terhadap Al Qur’an:
  • Dahulu Al-Aswad bin Yazid mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan setiap dua malam, beliau tidur antara Magrib dan Isya’. Sedangkan pada selain bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan Al Qur’an selama 6 hari. Subhanallah.
  • Al-Imam Malik bin Anas jika memasuki bulan Ramadhan beliau meninggalkan pelajaran hadits dan majelis ahlul ilmi, dan beliau mengkonsentrasikan kepada membaca Al Qur’an dari mushaf. Subhanallah.
  • Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri jika datang bulan Ramadhan beliau meninggalkan manusia dan mengkonsentrasikan diri untuk membaca Al Qur’an. Subhanallah.
  • Said bin Zubair mangkhatamkan Al-Qur’an pada setiap 2 malam. Subhanallah.
  • Zabid Al-Yami jika datang bulan Ramadhan beliau menghadirkan mushaf dan murid-muridnya berkumpul di sekitarnya.Subhanallah.
  • Al-Walid bin Abdil Malik mengkhatamkan Al-Qur’an setiap 3 malam sekali, dan mengkhatamkannya sebanyak 17 kali selama bulan Ramadhan. Subhanallah.
  • Abu ‘Awanah berkata : Aku menyaksikan Qatadah mempelajari Al-Qur’an pada bulan Ramadhan. Subhanallah.
  • Qatadah mengkhatamkan Al-Qur’an pada hari-hari biasa selama 7 hari, jika datang bulan Ramadhan beliau mengkhatamkannya selama 3 hari, dan pada 10 terakhir Ramadhan beliau mengkhatamkannya pada setiap malam. Subhanallah.
  • Rabi’ bin Sulaiman berkata: Dahulu Al-Imam Syafi’i mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan sebanyak 60 kali, dan pada setiap bulannya (selain Ramadhan) sebanyak 30 kali. Subhanallah.
  • Waki’ bin Al-Jarrah membaca Al-Quran pada malam bulan Ramadhan serta mengkhatamkannya ketika itu juga dan ditambah sepertiga dari Al Qur’an, shalat 12 rakaat pada waktu dhuha, dan shalat sunnah sejak ba’da zhuhur hingga ashar. Subhanallah.
  • Al-Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhari mengkhatamkan Al Qur’an pada siang bulan Ramadhan setiap harinya dan setelah melakukan shalat tarawih beliau mengkhatamkannya setiap 3 malam sekali. Subhanallah.
  • Al-Qasim bin ‘Ali berkata menceritakan ayahnya Ibnu ‘Asakir (pengarang kitab Tarikh Dimasyqi): Beliau adalah seorang yang sangat rajin melakukan shalat berjama’ah dan rajin membaca Al-Qur’an, beliau mengkhatamkannya setiap Jum’at, dan mengkhatamkannya setiap hari pada bulan Ramadhan serta beri’tikaf di menara timur. Subhanallah.
  • Dan masih banyak dari kalangan ulama salafushalih yang bisa kita jadikan tauladan atas perhatian mereka terhadap al qur’an.

    Faidah
    Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata: Bahwasanya larangan mengkhatamkan Al-Quran kurang dari tiga hari itu adalah apabila dilakukan secara terus menerus. Adapun pada waktu-waktu yang terdapat keutamaan padanya seperti bulan Ramadhan terutama pada malam-malam yang dicari/diburu padanya lailatul qadr atau pada tempat-tempat yang memiliki keutamaan seperti Makkah bagi siapa saja yang memasukinya selain penduduk negeri itu, maka disukainya untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an, dalam rangka memanfaatkan (keutamaan) waktu dan tempat tersebut. Ini adalah pendapat Ahmad, Ishaq, dan selainnya dari kalangan ulama’ . (Latha’iful Ma’arif).
    Semoga bermanfaat. Baarokalloohufiikum.

    Sumber: Ma'had Adhwa'us Salaf Bandung,  AlQuran & Sunnah

    Belajar Mengkhatamkan Al Qur’an

    AL QUR’AN terdiri atas 600 halaman. Jika dibagi dalam 30 hari, menjadi 20 halaman. Sepertinya susah harus baca 20 halaman per hati. Tapi coba rutinkan setiap setelah selesai shalat fardhu. Jadi 20 dibagi 5, cukup 4 halaman saja setelah shalat. Dengan begini, kita akan khatam di bulan Ramadhan. Jangan hanya Ramadhan saja. Setelah Ramadhan pun yuk biasakan khatamkan 1 bulan sekali. 

    Dan tidakkah kita mencontoh Para Ulama Salafusshalih atas perhatian mereka terhadap Al Qur’an:
  • Dahulu Al-Aswad bin Yazid mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan setiap dua malam, beliau tidur antara Magrib dan Isya’. Sedangkan pada selain bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan Al Qur’an selama 6 hari. Subhanallah.
  • Al-Imam Malik bin Anas jika memasuki bulan Ramadhan beliau meninggalkan pelajaran hadits dan majelis ahlul ilmi, dan beliau mengkonsentrasikan kepada membaca Al Qur’an dari mushaf. Subhanallah.
  • Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri jika datang bulan Ramadhan beliau meninggalkan manusia dan mengkonsentrasikan diri untuk membaca Al Qur’an. Subhanallah.
  • Said bin Zubair mangkhatamkan Al-Qur’an pada setiap 2 malam. Subhanallah.
  • Zabid Al-Yami jika datang bulan Ramadhan beliau menghadirkan mushaf dan murid-muridnya berkumpul di sekitarnya.Subhanallah.
  • Al-Walid bin Abdil Malik mengkhatamkan Al-Qur’an setiap 3 malam sekali, dan mengkhatamkannya sebanyak 17 kali selama bulan Ramadhan. Subhanallah.
  • Abu ‘Awanah berkata : Aku menyaksikan Qatadah mempelajari Al-Qur’an pada bulan Ramadhan. Subhanallah.
  • Qatadah mengkhatamkan Al-Qur’an pada hari-hari biasa selama 7 hari, jika datang bulan Ramadhan beliau mengkhatamkannya selama 3 hari, dan pada 10 terakhir Ramadhan beliau mengkhatamkannya pada setiap malam. Subhanallah.
  • Rabi’ bin Sulaiman berkata: Dahulu Al-Imam Syafi’i mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan sebanyak 60 kali, dan pada setiap bulannya (selain Ramadhan) sebanyak 30 kali. Subhanallah.
  • Waki’ bin Al-Jarrah membaca Al-Quran pada malam bulan Ramadhan serta mengkhatamkannya ketika itu juga dan ditambah sepertiga dari Al Qur’an, shalat 12 rakaat pada waktu dhuha, dan shalat sunnah sejak ba’da zhuhur hingga ashar. Subhanallah.
  • Al-Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhari mengkhatamkan Al Qur’an pada siang bulan Ramadhan setiap harinya dan setelah melakukan shalat tarawih beliau mengkhatamkannya setiap 3 malam sekali. Subhanallah.
  • Al-Qasim bin ‘Ali berkata menceritakan ayahnya Ibnu ‘Asakir (pengarang kitab Tarikh Dimasyqi): Beliau adalah seorang yang sangat rajin melakukan shalat berjama’ah dan rajin membaca Al-Qur’an, beliau mengkhatamkannya setiap Jum’at, dan mengkhatamkannya setiap hari pada bulan Ramadhan serta beri’tikaf di menara timur. Subhanallah.
  • Dan masih banyak dari kalangan ulama salafushalih yang bisa kita jadikan tauladan atas perhatian mereka terhadap al qur’an.

    Faidah
    Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata: Bahwasanya larangan mengkhatamkan Al-Quran kurang dari tiga hari itu adalah apabila dilakukan secara terus menerus. Adapun pada waktu-waktu yang terdapat keutamaan padanya seperti bulan Ramadhan terutama pada malam-malam yang dicari/diburu padanya lailatul qadr atau pada tempat-tempat yang memiliki keutamaan seperti Makkah bagi siapa saja yang memasukinya selain penduduk negeri itu, maka disukainya untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an, dalam rangka memanfaatkan (keutamaan) waktu dan tempat tersebut. Ini adalah pendapat Ahmad, Ishaq, dan selainnya dari kalangan ulama’ . (Latha’iful Ma’arif).
    Semoga bermanfaat. Baarokalloohufiikum.

    Sumber: Ma'had Adhwa'us Salaf Bandung,  AlQuran & Sunnah

    0 komentar:

    Inilah rahasia kunci rezeki yang harus kita ketahui. Paling tidak terdapat 10 kunci pembuka rezeki yang perlu di lakukan secara serius oleh setiap individu Mu’min yang berdasarkan panduan Al-Qur’an dan al-hadits sebagaimana yang tersebut dalam buku ‘Pembuka Kunci-kunci Rezeki Berdasarkan kitab Al-Qur’an dan As-Sunnah’ oleh Doktor Fadhl llaahi, yaitu :
     
    Kunci Rezeki Yang Pertama: Istighfar dan Taubat
    i. Hendaklah dia menahan diri dari melakukan maksiat (tidak mengulanginya lagi).
    ii. Hendaklah dia menyesal terhadap keterlanjurannya.
    iii. Hendaklah dia bercita-cita untuk tidak mengulanginya lagi.
    iv. Hendaklah dia melepaskan hak tuannya. Hendaklah memulangkan semula harta kepada tuannya atau meminta maaf atau meminta kemaafannya. Tanpa salah satu ciri-ciri ini, menurut para ulama, maka taubatnya adalah tidak sah.
    Kunci Rezeki Yang Ke-2: Taqwa
    Memelihara diri dari perkara yang menjerumuskan dosa; dan yang demikian di peroleh dengan meninggalkan perkara yang haram. Manakala ketaqwaan itu dapat disempurnakan dengan meninggalkan sebagian perkara yang harus (mubaah).

    Kunci Rezeki Yang Ke-3: Berserah Diri (Tawakal) kepada Allah.
    Berserah diri itu bukanlah meninggalkan usaha (bekerja keras); dan sungguhnya seseorang Islam perlu bekerja keras, bersungguh-sungguh dan berusaha mencari sumber pendapatan. Akan tetapi janganlah pula berpegang kepada kerja keras, kesungguhan dan usaha semata-mata (tanpa memohon kepada Allah); malah hendaklah beri’tiqad (mempercayai) bahawa semua perkara itu adalah kepunyaan Allah; dan sesungguhnya segala rezeki itu adalah dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

    Kunci Rezeki Yang Ke-4: Beribadah kepada Allah Sepenuhnya.
    Maksudnya bukanlah dengan cara meninggalkan usaha kehidupan dan duduk dalam masjid malam dan siang, tetapi apa yang dimaksud adalah menghadirkan hati dan tubuh di kala beribadah, terasa kusyu’ dan tunduk kepada Allah Yang Maha Esa, merasakan Kebesaran Allah Ta’aala dan merasakan bahawa dirinya sedang bermunajat dengan Rabnya yang maha Agung lagi Maha Berkuasa.

    Kunci Rezeki Yang Ke-5: Melanjutkan Haji Dengan Umrah Atau Sebaliknya
    Maksudnya hendaklah menjadikan salah satu di antara keduanya bersambungan, yaitu apabila kamu telah berhaji, maka hendaklah diikuti dengan umrah; dan apabila kamu telah ber‘umrah, maka hendaklah kamu berhaji; kerana keduanya saling melanjutkan (jika mampu).


    Kunci Rezeki Yang Ke-6: Menyambung Silaturrohim
    Kata silaturrohim (menghubungi keluarga) adalah berlaku baik kepada keluarga atau kerabat yang mempunyai pertalian keturunan dan sebab hubungan perkawinan; juga  hendaknya bersifat lemah-lembut dan bersimpati kepada mereka dan mengawasi keadaan-keadaan mereka.

    Kunci Rezeki Yang Ke-7: Berbelanja Di Jalan Allah
    Maksud berbelanja (disini) ialah : Berbelanja yang dianjurkan dalam Agama seperti berbelanja kepada orang fakir dan berbelanja di jalan Allah untuk menolong Agama (Islam).

    Kunci Rezeki Yang Ke-8: Berbelanja Kepada Penuntut Ilmu Islam.
    Berbelanja kepada penuntut ilmu atau orang-orang yang menghabiskan waktunya untuk mencari ilmu Agama Islam (Syara’).

    Kunci Rezeki Yang Ke-9: Membantu Orang Yang Lemah (Miskin).
    Mencari keridhaan Allah dan Rasulnya dengan membantu dan menolong orang-orang fakir (yaitu sangat miskin atau orang yang memperoleh pendapatan yang serba tidak mencukupi). Allah akan menolong bagi siapa yang berbuat demikian bagi menentang musuh-musuhnya (di kalangan orang-orang Kaafir) dan juga merezekikannya (sehingga mereka menjadi kaya).

    Kunci Rezeki Yang Ke-10: Berhijrah Dijalan Allah.
    Maksud hijrah sebagaimana kata Al-Imaam ar-Raaghib Al-Ashfahaani Radhiyallohu'anhu ialah “jalan keluar dari Negara kufur (syirik) ke Negara beriman (tauhid), sebagaimana perlakuan penghijrah dari kota Mekah ke kota Madinah.’Hijrah itu wajib – sebagaimana kata as-sayyid Muhammad Rasyiid Ridha: “Dimana kewujudan berhijrah di jalan Allah Ta’aala bagi menegakkan AgamaNya sebagaimana yang diwajib dan dikasihi Allah Ta’aala, di mana orang-orang Mu’min hendaknya menolong orang-orang yang dizalimi orang-orang Kafir.”

    Berikut penjelasan detil dari poin-poin di atas silahkan clik  http://almanhaj.or.id

    Sumber : http://www.alquran-sunnah.com/artikel/pilihan/10-kunci-kunci-rezeki#beribadah-kepada-allah-sepenuhnya

    10 Kunci-kunci Rezeki

    Inilah rahasia kunci rezeki yang harus kita ketahui. Paling tidak terdapat 10 kunci pembuka rezeki yang perlu di lakukan secara serius oleh setiap individu Mu’min yang berdasarkan panduan Al-Qur’an dan al-hadits sebagaimana yang tersebut dalam buku ‘Pembuka Kunci-kunci Rezeki Berdasarkan kitab Al-Qur’an dan As-Sunnah’ oleh Doktor Fadhl llaahi, yaitu :
     
    Kunci Rezeki Yang Pertama: Istighfar dan Taubat
    i. Hendaklah dia menahan diri dari melakukan maksiat (tidak mengulanginya lagi).
    ii. Hendaklah dia menyesal terhadap keterlanjurannya.
    iii. Hendaklah dia bercita-cita untuk tidak mengulanginya lagi.
    iv. Hendaklah dia melepaskan hak tuannya. Hendaklah memulangkan semula harta kepada tuannya atau meminta maaf atau meminta kemaafannya. Tanpa salah satu ciri-ciri ini, menurut para ulama, maka taubatnya adalah tidak sah.
    Kunci Rezeki Yang Ke-2: Taqwa
    Memelihara diri dari perkara yang menjerumuskan dosa; dan yang demikian di peroleh dengan meninggalkan perkara yang haram. Manakala ketaqwaan itu dapat disempurnakan dengan meninggalkan sebagian perkara yang harus (mubaah).

    Kunci Rezeki Yang Ke-3: Berserah Diri (Tawakal) kepada Allah.
    Berserah diri itu bukanlah meninggalkan usaha (bekerja keras); dan sungguhnya seseorang Islam perlu bekerja keras, bersungguh-sungguh dan berusaha mencari sumber pendapatan. Akan tetapi janganlah pula berpegang kepada kerja keras, kesungguhan dan usaha semata-mata (tanpa memohon kepada Allah); malah hendaklah beri’tiqad (mempercayai) bahawa semua perkara itu adalah kepunyaan Allah; dan sesungguhnya segala rezeki itu adalah dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

    Kunci Rezeki Yang Ke-4: Beribadah kepada Allah Sepenuhnya.
    Maksudnya bukanlah dengan cara meninggalkan usaha kehidupan dan duduk dalam masjid malam dan siang, tetapi apa yang dimaksud adalah menghadirkan hati dan tubuh di kala beribadah, terasa kusyu’ dan tunduk kepada Allah Yang Maha Esa, merasakan Kebesaran Allah Ta’aala dan merasakan bahawa dirinya sedang bermunajat dengan Rabnya yang maha Agung lagi Maha Berkuasa.

    Kunci Rezeki Yang Ke-5: Melanjutkan Haji Dengan Umrah Atau Sebaliknya
    Maksudnya hendaklah menjadikan salah satu di antara keduanya bersambungan, yaitu apabila kamu telah berhaji, maka hendaklah diikuti dengan umrah; dan apabila kamu telah ber‘umrah, maka hendaklah kamu berhaji; kerana keduanya saling melanjutkan (jika mampu).


    Kunci Rezeki Yang Ke-6: Menyambung Silaturrohim
    Kata silaturrohim (menghubungi keluarga) adalah berlaku baik kepada keluarga atau kerabat yang mempunyai pertalian keturunan dan sebab hubungan perkawinan; juga  hendaknya bersifat lemah-lembut dan bersimpati kepada mereka dan mengawasi keadaan-keadaan mereka.

    Kunci Rezeki Yang Ke-7: Berbelanja Di Jalan Allah
    Maksud berbelanja (disini) ialah : Berbelanja yang dianjurkan dalam Agama seperti berbelanja kepada orang fakir dan berbelanja di jalan Allah untuk menolong Agama (Islam).

    Kunci Rezeki Yang Ke-8: Berbelanja Kepada Penuntut Ilmu Islam.
    Berbelanja kepada penuntut ilmu atau orang-orang yang menghabiskan waktunya untuk mencari ilmu Agama Islam (Syara’).

    Kunci Rezeki Yang Ke-9: Membantu Orang Yang Lemah (Miskin).
    Mencari keridhaan Allah dan Rasulnya dengan membantu dan menolong orang-orang fakir (yaitu sangat miskin atau orang yang memperoleh pendapatan yang serba tidak mencukupi). Allah akan menolong bagi siapa yang berbuat demikian bagi menentang musuh-musuhnya (di kalangan orang-orang Kaafir) dan juga merezekikannya (sehingga mereka menjadi kaya).

    Kunci Rezeki Yang Ke-10: Berhijrah Dijalan Allah.
    Maksud hijrah sebagaimana kata Al-Imaam ar-Raaghib Al-Ashfahaani Radhiyallohu'anhu ialah “jalan keluar dari Negara kufur (syirik) ke Negara beriman (tauhid), sebagaimana perlakuan penghijrah dari kota Mekah ke kota Madinah.’Hijrah itu wajib – sebagaimana kata as-sayyid Muhammad Rasyiid Ridha: “Dimana kewujudan berhijrah di jalan Allah Ta’aala bagi menegakkan AgamaNya sebagaimana yang diwajib dan dikasihi Allah Ta’aala, di mana orang-orang Mu’min hendaknya menolong orang-orang yang dizalimi orang-orang Kafir.”

    Berikut penjelasan detil dari poin-poin di atas silahkan clik  http://almanhaj.or.id

    Sumber : http://www.alquran-sunnah.com/artikel/pilihan/10-kunci-kunci-rezeki#beribadah-kepada-allah-sepenuhnya

    0 komentar:

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :

    "Bagi tiap-tiap seorang ada malaikat penjaganya silih berganti dari hadapannya dan dari belakangnya, yang mengawas dan menjaganya (dari sesuatu bahaya) dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada sesiapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya".[QS. Ar-R'adu:11]

    Mental Kaya dan Mental Miskin:

    Orang Kaya   = Orang yang bermental Kaya
    Orang miskin = Orang yang bermental miskin

    Orang yang bermental kaya adalah orang kaya atau akan menjadi kaya, walaupun dia miskin
    Orang yang bermental miskin adalah orang miskin, susah menjadi kaya, dan akan menjadi miskin walaupun dia kaya

    Iman Kepada ayat ayat Allah >< Mendustakan ayat ayat Allah

    Iman  = Tahu - Faham - Yaqin - Amal
    Dusta = Tahu - Tidak Faham - tidak Yaqin - tidak amal

    Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri ber-iman dan ber-taqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka men-dusta-kan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka di-sebabkan perbuatan mereka sendiri.” (QS. Al-A’raf: 96).

    Bukan tanpa maksud jika kita seringkali bicara seputar rizki, harta, kekayaan maupun keuangan dalam satu rangkaian pembahasan tentang ekonomi dan bisnis.  Yap betul, kita sedang melakukan propaganda. Karena kaya, harta ataupun uang bagi kebanyakan para aktivis Islam seolah-olah tabu dibicarakan, sensitive diomongkan karena seolah-olah dianggap hubbud dunya. Padahal mereka pun tau bahwa para sahabat rata-rata adalah orang kaya berkelimpahan, bahkan Rasulullah sendiri adalah pribadi yang kaya raya. Kalaupun beliau saw memilih hidup sederhana, itu karena pilihan, bukan karena keterpaksaan sebagaimana kebanyakan para aktivis islam saat ini. Hehe, maaf nyindir dikit..

    Sungguh, sebenarnya kita agak risau dengan diumumkannya 40 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tempo hari. Karena kekayaan dunia hari ini dikuasai oleh orang-orang non muslim, termasuk di Indonesia. Anda bisa bayangkan, bisnis apa yang dijalankan oleh seseorang yang tidak memiliki standart halal haram dalam amalnya? Demikian pula pertanyaan sebaliknya, jika anda diberikan nikmat harta kekayaan oleh Allah SWT, sementara insyaallah anda adalah orang-orang sholih, bisnis apa yang akan anda jalankan dengan kekayaan tersebut? Mungkinkah orang sholih berbisnis perbankan ribawi, asuransi, leasing, diskotek, tempat hiburan malam, bioskop, PH film porno, atau lokalisasi judi dan pelacuran? bahkan bisnis rokok pun mungkin tidak akan anda lirik. Padahal 2 besar orang terkaya di Indonesia itu menjadi kaya raya karena rokok.  Hebat banget ya orang Indonesia, kaya karena rokok..

    Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tiap-tiap umat itu punya cobaan sendiri-sendiri. Dan cobaan bagi umatku adalah persoalan HARTA.” [HR Tirmidzi]

    Teringat kawan kita yang langsung menutup dan menjual hotelnya begitu mengikuti acara workshop implementasi syariah dalam bisnis. Ketika kita tanyakan kenapa, beliau menjawab, “Saya tidak bisa memastikan kalau di dalam hotel tersebut tidak terjadi kemaksiatan”.  Pun demikian, saya pernah seketika tutup bisnis dealer kendaraan ketika mendapat penjelasan yang memuaskan akal dari guru spiritual saya, beliau bilang bahwa, “Ketika bisnis dealer kendaraan, sama artinya antum memfasilitasi seorang muslim bertransaksi bathil”. Tak usah menunggu sebulan dua bulan, seketika saya tutup bisnis tersebut esok harinya. Padahal, anda tau berapa keuntungan yang saya peroleh dengan bisnis tersebut?  Hehe.. daripada ngiler, sebaiknya anda tidak perlu tau..

    Rasulullah saw bersabda, “Akan datang pada manusia suatu zaman, ketika seseorang harus memilih antara KELEMAHAN dan KEMAKSIATAN. Maka barang siapa mengalami zaman itu, hendaklah dia memilih Kelemahan daripada Kemaksiatan.” [HR Al Hakim].

    Prinsipnya, kita ingin membangun kekayaan secara sadar. Kenapa? Karena jika kita tidak secara sadar membangun kekayaan, itu sama artinya secara tidak sadar kita sebenarnya sedang membangun kemiskinan. Dan sudah barang tentu, bisnis yang dibangun adalah bisnis yang halal, yang syar’i , yang tidak sekedar mendatangkan ‘berkat’ (Profit, Growth, Sustain) namun juga berkah berlimpah. Oleh karenanya, sedikitpun kita tidak berani mengatakan bahwa bisnis orang-orang muslim yang kebetulan masuk 40 besar orang terkaya di Indonesia adalah 100% halal. Bagi kita, menjadi kaya itu hal yang biasa, tapi menjadi kaya yang tak biasa itu baru ruarr biasa. Kaya dengan syar’i itulah kaya yang sebenarnya, yopora? Bukankah Rasulullah saw telah bersabda, “Mencari yang HALAL adalah wajib hukumnya atas setiap muslim.” [HR Thabrani]

    Berikut kita ingin berbagi tentang 10 jurus pembuka rizki versi ‘langitan’. Kenapa langitan? Karena kalau dipikir secara rasio matematis, terkadang memang tidak masuk di akal. Namun karena berasal dari wahyu, wajib bagi kita untuk  meyakininya. Adapun pendekatan versi ‘dunia’ bisa kita bahas lain kali. Kunci-kunci ini sendiri telah sekian lama  diyakini, diamalkan dan juga dibuktikan orang-orang yang telah sukses. Mari kita mencobanya bersama…

    1. JURUS TAUBAT & ISTIGHFAR

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :
    “Maka aku katakan kepada mereka,”Mohonlah ampun kepada Robb-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan yang lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan me-ngadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”
    (QS. Nuh : 10-12).

    *Ibnu Katsir berkata,”Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Alloh, meminta ampun kepada-Nya dan kalian senantiasa menta’ati-Nya, niscaya Dia akan membanyakkan rizki kalian dan menurunkan hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan untuk kalian, membanyakkan anak dan melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakkan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di da-lamnya bermacam-macam buah-buahan untuk kalian serta menga-lirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun itu.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4 / 449)

    Sebagian umat Islam menyangka bahwa istighfar dan taubat hanyalah cukup dengan lisan semata, dengan hanya memperbanyak kalimat, “Astaghfirullohal ‘adzim”. Tetapi kalimat itu tidak membe-kas di dalam hati, juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfar dan taubat ini adalah taubatnya orang yang dusta.

    Imam An Nawawi menjelaskan,”Para ulama berkata,”Bertaubat dari segala dosa adalah wajib. Jika dosa itu antara hamba dengan Alloh, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga, -pertama, hendaknya ia menjauhi dosa (maksiat) itu, -dua, ia harus menyesali perbuatan dosa itu, -tiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang maka taubatnya tidak sah. Jika taubat itu berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga syarat di atas dan -ke empat, hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa (had) hukuman tuduhan atau sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalas-nya atau meminta maaf padanya. Jika berupa ghibah (menggunjing) maka ia harus meminta maaf.”
    (Riyadush Sholihin).


    2. JURUS IMAN & TAQWA

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :
    "Dan tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di bumi melainkan Allah jualah yang menanggung rezekinya dan mengetahui tempat kediamannya dan tempat ia disimpan. Semuanya itu tersurat di dalam Kitab (Lauh mahfuz) yang nyata (kepada malaikat-malaikat yang berkenaan)". [QS. HUD:6]

    "Dan (ingatlah) berapa banyak binatang yang tidak membawa rezekinya bersama, Allah jualah yang memberi rezeki kepadanya dan kepada kamu; dan Dia lah jua Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui". [QS: Al-Ankabut:60]

    “Barangsiapa bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan mengada-kan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath Tholaq : 2-3 )

    Rosululloh SAW. bersabda:

    مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ (الترمذي:2389).

    Barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya, maka Alloh menjadikan rasa kaya di hatinya, memudahkan urusannya, dan dunia akan mendatanginya dengan cara-cara yang mudah, dan barang siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Alloh akan menjadikan rasa miskin di pelupuk matanya, mempersulit urusannya dan dunia tidak akan dating kepadanya kecuali yang telah ditakdirkan atasnya (HR. At-Tirmidzi: 2389
    )

    ِنَّ رُوْحَ الْقُدْسِ نَفَثَ فِيْ رَوْعِيْ: إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتُ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِيْ الطَّلَبِ وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِيْ اللهِ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرَكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ

    Malaikat Jibril membisikkan di dalam hatiku, bahwa suatu jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan carilah (rezeki) dengan cara yang baik —halal, proporsional dan tidak tersibukkan dengannya— dan hendaklah tertundanya (lambatnya datang) rezeki tidak mendorong kalian untuk mencarinya dengan kemaksiatan kepada Allah, karena sesungguhnya keridhaan di sisi Allah tidak akan bisa diraih kecuali dengan ketaatan kepada-Nya (HR Abu Nu’aim, al-Baihaqi dan al-Bazar dari Ibn Mas’ud
    )

    ِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوْتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ، فَلاَ تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ، وَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا النَّاس، وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ، خُذُوْا مَا حَلَّ وَدَعُوْا مَا حَرُمَ
    "Sesungguhnya seseorang diantara kalian tidak akan mati kecuali setelah dia mendapatkan seluruh rizki(yang ALLOH SWT. taqdirkan) secara sempurna. Maka janganlah kalian bersikap tidak sabaran dalam menjemput rizki. BerTAQWAlah kepada ALLOH wahai manusia! Carilah rizki yang proporsional, ambillah yang HALAL & tinggalkan yang HARAM (HR. Al-Hakim dari Jabir)

    *Al Hafidz Ibnu Katsir berkata,”Maknanya, barangsiapa bertaqwa kepada Alloh dengan melakukan apa yang diperinyahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, niscaya Alloh akan memberi-nya jalan keluar serta rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya.”
    (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Ath Tholaq : 2-3).

    Para ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan taqwa. Di antaranya, Imam Ar Roghib Al Ashfahani berkata,”Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, dan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan.”
    (Al Mufrodat fie Ghoribil Qur’an)

    Orang yang melihat dengan kedua bola matanya apa yang diharam-kan Alloh, atau mendengarnya dengan kedua telinganya apa yang di-murkai Alloh Subhanahu wa Ta’laa, atau mengambilnya dengan kedua tangannya apa yang tidak diridloi Alloh Subhanahu wa Ta’laa, atau berjalan ke tempat yang di kutuk Alloh Subhanahu wa Ta’laa, berarti ia tidak menjaga dirinya dari dosa.

    Jadi, orang yang membangkang perintah Alloh Subhanahu wa Ta’laa serta melakukan apa yang dilarang-Nya, dia bukanlah termasuk orang-orang yang bertaqwa. Orang yang menceburkan diri ke dalam maksiat, sehingga ia pantas mendapat murka Alloh Subhanahu wa Ta’laa, maka ia telah mengeluarkan dirinya dari barisan orang-orang yang bertaqwa.


    3. JURUS BERSYUKUR & TAWAKKAL

    Allah SWT berfirman,
    “Sesungguhnya jika kamu BERSYUKUR, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..” [TQS Ibrahim : 7]

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :
    “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rizki dari arah yg tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa BERTAWAKKAL kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.” [TQS at-Talaq : 2-3]

    *Menafsirkan ayat tersebut, Ar Robi’ bin Khutsaim berkata,”(mencu-kupkan) dari setiap yang membuat sempit manusia.”
    (Syarhus Sunnah, 14 / 298)

    Menjelaskan makna tawakkal para ulama berkata, diantaranya Imam Ghozali, Beliau berkata,”Tawakkal adalah penyandaran hati hanya kepada “WAAKIL” (yang ditawakkali) semata.”
    (Ihya’ Ulumuddin, 4 / 259)

    Al Allamah Al Manawi berkata,”Tawakkal adalah menampakkan kelemahan serta penyandaran (diri) kepada yang ditawakkali.”
    (Faidhul Qodir, 5 / 311)

    Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda :

    “Hendaklah kamu BERSYUKUR. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah.” [HR Ath-Thabrani]

    لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكَّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا

    “Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Alloh sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.”
    (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban)

    Sebagian manusia ada yang berkata,”Jika orang yangbertawakkal kepada Alloh itu akan diberi rizki, maka kenapa kita harus lelah, berusaha dan mencari penghidupan. bukankah kita cukup duduk-duduk dan bermalas-malasan, lalu rizki kita datang dari langit.”

    Perkataan ini sungguh menunjukkan kebodohan orang yang mengucapkannya tentang hakekat tawakkal. Imam Ahmad berkata,”Dalam hadits tersebut tidak ada isyarat yang membolehkan untuk meninggalkan usaha. Sebaliknya justru di dalamnya ada isyarat yang menunjukkan perlunya mencari rizki. Jadi maksud hadits tersebut, bahwa seandainya mereka bertawakkal pada Alloh dalam bepergian, kedatangan dan usaha mereka, dan mereka mengeta-hui bahwa kebaikan (rizki) itu di tangan-Nya, tentu mereka tidak akan pulang kecuali dalam keadaan mendapatkan harta dengan selamat, sebagaimana burung-burung tersebut.”
    (Tuhfatul Ahwadzi, 7 / 8)

    Imam ahmad menambahkan,”Para shahabat juga berdagang dan bekerja dengan pohon kurmanya. Dan merekalah teladan kita.”
    (Fathul Bari, 11 / 305-306)

    4.  JURUS MENIKAH

    Allah SWT berfirman,

    “Dan NIKAHKANLAH orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [TQS An-Nur : 32]


    5. JURUS MEMUSATKAN PERHATIAN UNTUK BERIBADAH

    Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda :

    نَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ: يَا ابْنَ آدَمَ، تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي، أَمْلَأْ صَدْرَكَ غِنًى، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِنْ لاَ تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

    Sesungguhnya Allah l berfirman, “Wahai anak Adam, pusatkan perhatianmu untuk beribadah kepada-Ku niscaya Aku akan memenuhi hatimu dengan kecukupan dan Aku akan tutupi kefakiranmu . Bila engkau tidak melakukannya niscaya Aku akan memenuhi tanganmu dengan kesibukan (tidak pernah merasa cukup) dan Aku tidak akan menutupi kefakiran/kemiskinanmu .” (HR. At-Tirmidzi )

    مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ
    وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ،
    وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ لَهُ أَمْرَهُ
    وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ

    "Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya maka Allah akan mencerai beraikan urusannya, dan menjadikan kemiskinan di pelupuk matanya, dan tidak akan datang dunia melainkan apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barang siapa yang akhirat menjadi niatnya maka Allah akan menyatukan urusannya, dan menjadikan rasa kaya di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Ibnu Majah
    )

    إِنَّ اللهَ تَعَلىَ يَقُولُ : يَاابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَدَتِى أَمَْـَلأُصَدْرَكَ غِنىً, وَأَسُدُّ فَقْرَكَ. وَإِنْ لاَ تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَكَ شُغْلاً, وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

    “Sesungguhnya Alloh Ta’laa berfirman,”Wahai anak Adam. Beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku ! Niscaya Aku penuhi di dalam dada dengan kekayaan dan aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku penuhi kebutuhanmu.” (HR. Ibnu Majah)

    Al Mulla Ali Al Qori menjelaskan makna hadits -تَفَرَّغْ لِعِبَدَتِى – “beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku.”, Beliau berkata,”Makna-nya, jadikanlah hatimu benar-benar sepenuhnya (konsentrasi) untuk beribadah kepada Robb-mu.” (Murqotul Mafatih, 9 / 26)

    Hendaknya seseorang tidak mengira bahwa yang dimaksud beribadah sepenuhnya adalah dengan meninggalkan usaha untuk mendapatkan penghidupan dan duduk di masjid sepanjang siang dan malam. Hendaknya seorang hamba beribadah dengan hati dan jasadnya, khusyu’ dan merendahkan diri dihadapan Alloh Maha Esa. Menghadirkan hati, betapa besar keagungan Alloh Subhanahu wa Ta’laa.

    *A. QIYAMULLAYL

    Rasulullah saw bersabda,

    “Rabb kita yang Maha Suci dan Maha Luhur turun ka langit dunia setiap malam ketika tinggal SEPERTIGA MALAM terakhir. Dia SWT berkata; Barangsiapayang berdoa kepada-Ku niscaya Aku mengabulkannya, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku niscaaya Aku memberinya, dan barangsiapa yang meminta ampunan niscaya Aku mengampuninya.” [HR Bukhari, Muslim]

    *B. SHOLAT DHUHA

    Rasulullah saw bersabda,

    “Barangsiapa mengerjakan sholat DHUHA 6 rakaat maka akan diberikan kecukupan rizki pada hari itu.” [HR ath-Thabrani]

    *C. DOA ORANG TUA & PASANGAN (Suami-Istri)

    Dan Tuhan-Mu berfirman, “BERDOALAH kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkan doa kalian.” [TQS Al Mu’min : 60]

    Rasulullah saw bersabda,

    “Mintalah kepada Allah, karena Allah senang jika diminta.” [HR Tirmidzi]

    “Tiga DOA yang akan dikabulkan dan tidak diragukan lagi padanya, yaitu (salah satunya) DOA orang tua kepada anaknya..” [HR Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad]


    6. JURUS INFAQ FISABILILLAH & SEDEKAH

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :

    "Siapakah orangnya yang (mahu) memberikan pinjaman kepada Allah sebagai pinjaman yang baik (yang ikhlas) supaya Allah melipatgandakan balasannya dengan berganda-ganda banyaknya? Dan (ingatlah), Allah jualah Yang menyempit dan Yang meluaskan (pemberian rezeki) dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan". [QS. Al-Baqoroh:245]

    "Bandingan (derma) orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurniaNya, lagi Meliputi ilmu pengetahuanNya". [QS. Al-Baqoroh:261]

    “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Alloh akan menggantinya dan Dialah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya.”
    (QS. Saba’ : 39)

    Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan ayat di atas,”Betapapun sedikit apa yang kamu infaqkan dari apa yang diperintahkan Alloh kepadamudan apa yang diperbolehkan-Nya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3 / 595)

    Syaikh Ibnu Asyur berkata,”Yang dimaksud dengan infaq di sini adalah infaq yang dianjurkan dalam agama. Seperti berinfaq kepada orang-orang fakir dan berinfaq di jalan Alloh untuk menolong agama.” (Tafsirut Tahrir wa Tanwir, 22 / 221)

    Rasulullah saw bersabda,

    “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada ditangan-Nya, jika memang aku terpaksa bersumpah; Tidak akan berkurang harta karena SEDEKAH, maka bersedekahlah.” [HR Ahmad, Malik dan Tirmidzi]

    “Janganlah kamu menghitung-hitung untuk BERSEDEKAH karena takut miskin, sebab nanti Allah menyempitkan rizki bagimu.” [HR Bukhari].

    “Dahulu ada dua orang bersaudara pada masa Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam . Salah seorang dari mereka mendatangi Nabi Sholallohu ‘alaihi was salam (untuk menuntut ilmu) dan (saudaranya) yang lain pergi bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu pada Nabi Sholallohu ‘alaihi was salam . Maka Beliau Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda,”Mudah-mudahan engkau diberi rizki karena sebab dia” (HR. Tirmidzi)

    Al Mulla Ali Al Qori menjelaskan sabda Nabi Sholallohu ‘alaihi was salam :

    لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ

    ”…Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia”
    “Yang menggunakan shighot majhul (ungkapan kata kerja pasif) itu berkata, yakni, aku berharap atau aku takutkan bahwa engkau sebe-narnya diberi rizki karena berkahnya. Dan bukan berarti dia(si penuntut ilmu) diberi rizki karena pekerjaanmu. Oleh sebab itu jangan engkau mengungkit-ungkit pekerjaanmu kepadanya.”
    (Murqotul Mafatih, 9 / 171)

    Mush’ab bin Sa’d Rodliallohu ‘anhu berkata : “Bahwasanya Sa’d Rodliallohu ‘anhu merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain, maka Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda :

    هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلاَّ بِضُعَفَا ئِكُمْ

    “Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang yang lemah diantara kalian ?” (HR. Bukhori)

    Karena itu, siapa yang ingin ditolong Alloh dan diberi rizki oleh-Nya maka hendaklah ia memuliakan orang-orang yang lemah dan berbuat baik kepada mereka.”
    (Shohihul Bukhori)


    7. JURUS  SILATURROHIM

    Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda :

    “Barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya, dilapangkan rizkinya dan diselamatkan dari su’ul khotimah, hendaklah dia bertaqwa kepada Allah dan BERSILATURAHMI.” [HR Bazaar]

    مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُسْطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

    “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (diperpanjang usianya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturrahmi.” (HR. Bukhori)

    Makna “ar rahim” adalah para kerabat dekat. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata,”Ar rahim secara umum adalah dimaksudkan untuk para kerabat dekat. Antar mereka terdapat garis nasab (keturunan), baik berhak mewarisi atau tidak, dan sebagai mahrom atau tidak. Menurut pendapat lain, mereka adalah “maharim” (para kerabat dekat yang haram dinikahi) saja. Pendapat pertama lebih kuat, sebab menurut batasan yang kedua, anak-anak paman dan anak-anak bibi bukan kerabat dekat karena tidak termasuk yang haram dinikahi, padahal tidak demikian.”
    (Fathul Bari, 10 / 14)

    Silaturrahim, sebagaimana dikatakan oleh Al Mulla Ali Al Qori adalah kinayah (ungkapan / sindiran) tentang berbuat baik kepada para kerabat dekat -baik menurut garis keturunan maupun perkawinan- berlemah lembut dan mengasihi mereka serta menjaga keadaan mereka. (Murqotul Mafatih, 8 / 645)


    8. JURUS HAJI & UMROH

    Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda :

    تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وِالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيْرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ

    “Lanjutkanlah haji dengan umroh atau sebaliknya. Karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana api dapat mengilangkan kotoran besi.”
    (HR. An Nasa’i)

    Syaikh Abul Hasan As Sindi menjelaskan haji dengan umroh atau sebaliknya, berkata,”Jadikanlah salah satunya mengikuti yang lain, dimana ia dilakukan sesudahnya. Artinya, jika kalian menunaikan haji maka tunaikanlah umroh. Dan jika kalian menunaikan umroh maka tunaikanlah haji, sebab keduanya saling mengikuti.”
    (Hasyiyatul Imam As Sindi ‘ala Sunan An Nasa’i, 5 / 115)

    Sedangkan Imam Ath Thoyyibi dalam menjelaskan sabda Nabi SAW.:

    فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ

    “…Sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa…”
    “Kemampuan keduanya untuk menghilangkan kemiskinan seperti kemampuan amalan bersedekah dalam menambah harta.”
    (Faidhul Qodir, 3 / 225)


    9. JURUS BERBISNIS-BERDAGANG

    Rasulullah saw bersabda,

    “Perhatikanlah olehmu sekalian PERDAGANGAN, sesungguhnya di dunia perdagangan itu ada 9 dari 10 pintu rizki.” [HR Ahmad]


    10. JURUS HIJRAH & BERPRASANGKA BAIK

    Rasulullah saw bersabda,
    “Allah SWT berfirman, ‘Aku tergantung prasangka hamba-Ku. Apabila ia BERPRASANGKA BAIK kepada-Ku, maka kebaikan baginya. Dan bila berprasangka buruk maka keburukan baginya.” [HR Ahmad]

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :
    “Barangsiapa berhijrah di jalan Alloh, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak.”
    (QS. An Nisa : 100)

    Qotadah berkata,”Maknanya, keluasan dari kesesatan kepada petunjuk, dan dari kemiskinan kepada banyaknya kekayaan.”
    (Tafsir Al Qurthubi, 5 / 348)

    Imam Al Qurthubi berkata,”Sebab, keluasan negeri dan banyaknya bangunan menunjukkan keluasan rizki. Juga menunjukkan kela-pangan dada yang siap menanggung kesedihan dan pikiran serta hal-hal lain yang menunjukkan kemudahan.”
    (Tafsir Al Qurthubi, 5 / 348)

    Imam Ar Roghib Al Ashfahani berkata bahwa hijrah adalah keluar dari negeri kafir kepada negeri yang iman, sebagaimana para shahabat yang berhijrah dari Makkah ke Madinah.

    Sayid Muhammad Rosyid Ridlo mengatakan bahwa hijrah di jalan Alloh Subhanahu wa Ta’laa harus dengan sebenar-benarnya. Artinya, maksud orang yang berhijrah dari negerinya itu adalah untuk mendapatkan ridho Alloh Subhanahu wa Ta’laa dengan menegakkan agam-Nya yang ia merupakan kewajiban baginya, dan merupakan sesuatu yang dicintai Alloh Subhanahu wa Ta’laa, juga untuk menolong saudara-saudaranya yang beriman dari permusuhan orang-orang kafir.

    Wallohu A’lam bish Sowwab.

    Sumber : https://www.facebook.com/notes/didin-rosyidin-dua/10-jurus-pembuka-pintu-rizki-menjadi-kaya-yang-tidak-biasa-inspirasi-pencarian-p/4882491939729

    10 JURUS PEMBUKA PINTU RIZKI ( MENJADI KAYA YANG TIDAK BIASA )

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :

    "Bagi tiap-tiap seorang ada malaikat penjaganya silih berganti dari hadapannya dan dari belakangnya, yang mengawas dan menjaganya (dari sesuatu bahaya) dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada sesiapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya".[QS. Ar-R'adu:11]

    Mental Kaya dan Mental Miskin:

    Orang Kaya   = Orang yang bermental Kaya
    Orang miskin = Orang yang bermental miskin

    Orang yang bermental kaya adalah orang kaya atau akan menjadi kaya, walaupun dia miskin
    Orang yang bermental miskin adalah orang miskin, susah menjadi kaya, dan akan menjadi miskin walaupun dia kaya

    Iman Kepada ayat ayat Allah >< Mendustakan ayat ayat Allah

    Iman  = Tahu - Faham - Yaqin - Amal
    Dusta = Tahu - Tidak Faham - tidak Yaqin - tidak amal

    Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri ber-iman dan ber-taqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka men-dusta-kan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka di-sebabkan perbuatan mereka sendiri.” (QS. Al-A’raf: 96).

    Bukan tanpa maksud jika kita seringkali bicara seputar rizki, harta, kekayaan maupun keuangan dalam satu rangkaian pembahasan tentang ekonomi dan bisnis.  Yap betul, kita sedang melakukan propaganda. Karena kaya, harta ataupun uang bagi kebanyakan para aktivis Islam seolah-olah tabu dibicarakan, sensitive diomongkan karena seolah-olah dianggap hubbud dunya. Padahal mereka pun tau bahwa para sahabat rata-rata adalah orang kaya berkelimpahan, bahkan Rasulullah sendiri adalah pribadi yang kaya raya. Kalaupun beliau saw memilih hidup sederhana, itu karena pilihan, bukan karena keterpaksaan sebagaimana kebanyakan para aktivis islam saat ini. Hehe, maaf nyindir dikit..

    Sungguh, sebenarnya kita agak risau dengan diumumkannya 40 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tempo hari. Karena kekayaan dunia hari ini dikuasai oleh orang-orang non muslim, termasuk di Indonesia. Anda bisa bayangkan, bisnis apa yang dijalankan oleh seseorang yang tidak memiliki standart halal haram dalam amalnya? Demikian pula pertanyaan sebaliknya, jika anda diberikan nikmat harta kekayaan oleh Allah SWT, sementara insyaallah anda adalah orang-orang sholih, bisnis apa yang akan anda jalankan dengan kekayaan tersebut? Mungkinkah orang sholih berbisnis perbankan ribawi, asuransi, leasing, diskotek, tempat hiburan malam, bioskop, PH film porno, atau lokalisasi judi dan pelacuran? bahkan bisnis rokok pun mungkin tidak akan anda lirik. Padahal 2 besar orang terkaya di Indonesia itu menjadi kaya raya karena rokok.  Hebat banget ya orang Indonesia, kaya karena rokok..

    Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tiap-tiap umat itu punya cobaan sendiri-sendiri. Dan cobaan bagi umatku adalah persoalan HARTA.” [HR Tirmidzi]

    Teringat kawan kita yang langsung menutup dan menjual hotelnya begitu mengikuti acara workshop implementasi syariah dalam bisnis. Ketika kita tanyakan kenapa, beliau menjawab, “Saya tidak bisa memastikan kalau di dalam hotel tersebut tidak terjadi kemaksiatan”.  Pun demikian, saya pernah seketika tutup bisnis dealer kendaraan ketika mendapat penjelasan yang memuaskan akal dari guru spiritual saya, beliau bilang bahwa, “Ketika bisnis dealer kendaraan, sama artinya antum memfasilitasi seorang muslim bertransaksi bathil”. Tak usah menunggu sebulan dua bulan, seketika saya tutup bisnis tersebut esok harinya. Padahal, anda tau berapa keuntungan yang saya peroleh dengan bisnis tersebut?  Hehe.. daripada ngiler, sebaiknya anda tidak perlu tau..

    Rasulullah saw bersabda, “Akan datang pada manusia suatu zaman, ketika seseorang harus memilih antara KELEMAHAN dan KEMAKSIATAN. Maka barang siapa mengalami zaman itu, hendaklah dia memilih Kelemahan daripada Kemaksiatan.” [HR Al Hakim].

    Prinsipnya, kita ingin membangun kekayaan secara sadar. Kenapa? Karena jika kita tidak secara sadar membangun kekayaan, itu sama artinya secara tidak sadar kita sebenarnya sedang membangun kemiskinan. Dan sudah barang tentu, bisnis yang dibangun adalah bisnis yang halal, yang syar’i , yang tidak sekedar mendatangkan ‘berkat’ (Profit, Growth, Sustain) namun juga berkah berlimpah. Oleh karenanya, sedikitpun kita tidak berani mengatakan bahwa bisnis orang-orang muslim yang kebetulan masuk 40 besar orang terkaya di Indonesia adalah 100% halal. Bagi kita, menjadi kaya itu hal yang biasa, tapi menjadi kaya yang tak biasa itu baru ruarr biasa. Kaya dengan syar’i itulah kaya yang sebenarnya, yopora? Bukankah Rasulullah saw telah bersabda, “Mencari yang HALAL adalah wajib hukumnya atas setiap muslim.” [HR Thabrani]

    Berikut kita ingin berbagi tentang 10 jurus pembuka rizki versi ‘langitan’. Kenapa langitan? Karena kalau dipikir secara rasio matematis, terkadang memang tidak masuk di akal. Namun karena berasal dari wahyu, wajib bagi kita untuk  meyakininya. Adapun pendekatan versi ‘dunia’ bisa kita bahas lain kali. Kunci-kunci ini sendiri telah sekian lama  diyakini, diamalkan dan juga dibuktikan orang-orang yang telah sukses. Mari kita mencobanya bersama…

    1. JURUS TAUBAT & ISTIGHFAR

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :
    “Maka aku katakan kepada mereka,”Mohonlah ampun kepada Robb-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan yang lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan me-ngadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”
    (QS. Nuh : 10-12).

    *Ibnu Katsir berkata,”Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Alloh, meminta ampun kepada-Nya dan kalian senantiasa menta’ati-Nya, niscaya Dia akan membanyakkan rizki kalian dan menurunkan hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan untuk kalian, membanyakkan anak dan melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakkan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di da-lamnya bermacam-macam buah-buahan untuk kalian serta menga-lirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun itu.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4 / 449)

    Sebagian umat Islam menyangka bahwa istighfar dan taubat hanyalah cukup dengan lisan semata, dengan hanya memperbanyak kalimat, “Astaghfirullohal ‘adzim”. Tetapi kalimat itu tidak membe-kas di dalam hati, juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfar dan taubat ini adalah taubatnya orang yang dusta.

    Imam An Nawawi menjelaskan,”Para ulama berkata,”Bertaubat dari segala dosa adalah wajib. Jika dosa itu antara hamba dengan Alloh, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga, -pertama, hendaknya ia menjauhi dosa (maksiat) itu, -dua, ia harus menyesali perbuatan dosa itu, -tiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang maka taubatnya tidak sah. Jika taubat itu berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga syarat di atas dan -ke empat, hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa (had) hukuman tuduhan atau sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalas-nya atau meminta maaf padanya. Jika berupa ghibah (menggunjing) maka ia harus meminta maaf.”
    (Riyadush Sholihin).


    2. JURUS IMAN & TAQWA

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :
    "Dan tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di bumi melainkan Allah jualah yang menanggung rezekinya dan mengetahui tempat kediamannya dan tempat ia disimpan. Semuanya itu tersurat di dalam Kitab (Lauh mahfuz) yang nyata (kepada malaikat-malaikat yang berkenaan)". [QS. HUD:6]

    "Dan (ingatlah) berapa banyak binatang yang tidak membawa rezekinya bersama, Allah jualah yang memberi rezeki kepadanya dan kepada kamu; dan Dia lah jua Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui". [QS: Al-Ankabut:60]

    “Barangsiapa bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan mengada-kan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath Tholaq : 2-3 )

    Rosululloh SAW. bersabda:

    مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ (الترمذي:2389).

    Barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya, maka Alloh menjadikan rasa kaya di hatinya, memudahkan urusannya, dan dunia akan mendatanginya dengan cara-cara yang mudah, dan barang siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Alloh akan menjadikan rasa miskin di pelupuk matanya, mempersulit urusannya dan dunia tidak akan dating kepadanya kecuali yang telah ditakdirkan atasnya (HR. At-Tirmidzi: 2389
    )

    ِنَّ رُوْحَ الْقُدْسِ نَفَثَ فِيْ رَوْعِيْ: إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتُ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِيْ الطَّلَبِ وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِيْ اللهِ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرَكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ

    Malaikat Jibril membisikkan di dalam hatiku, bahwa suatu jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan carilah (rezeki) dengan cara yang baik —halal, proporsional dan tidak tersibukkan dengannya— dan hendaklah tertundanya (lambatnya datang) rezeki tidak mendorong kalian untuk mencarinya dengan kemaksiatan kepada Allah, karena sesungguhnya keridhaan di sisi Allah tidak akan bisa diraih kecuali dengan ketaatan kepada-Nya (HR Abu Nu’aim, al-Baihaqi dan al-Bazar dari Ibn Mas’ud
    )

    ِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوْتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ، فَلاَ تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ، وَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا النَّاس، وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ، خُذُوْا مَا حَلَّ وَدَعُوْا مَا حَرُمَ
    "Sesungguhnya seseorang diantara kalian tidak akan mati kecuali setelah dia mendapatkan seluruh rizki(yang ALLOH SWT. taqdirkan) secara sempurna. Maka janganlah kalian bersikap tidak sabaran dalam menjemput rizki. BerTAQWAlah kepada ALLOH wahai manusia! Carilah rizki yang proporsional, ambillah yang HALAL & tinggalkan yang HARAM (HR. Al-Hakim dari Jabir)

    *Al Hafidz Ibnu Katsir berkata,”Maknanya, barangsiapa bertaqwa kepada Alloh dengan melakukan apa yang diperinyahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, niscaya Alloh akan memberi-nya jalan keluar serta rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya.”
    (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Ath Tholaq : 2-3).

    Para ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan taqwa. Di antaranya, Imam Ar Roghib Al Ashfahani berkata,”Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, dan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan.”
    (Al Mufrodat fie Ghoribil Qur’an)

    Orang yang melihat dengan kedua bola matanya apa yang diharam-kan Alloh, atau mendengarnya dengan kedua telinganya apa yang di-murkai Alloh Subhanahu wa Ta’laa, atau mengambilnya dengan kedua tangannya apa yang tidak diridloi Alloh Subhanahu wa Ta’laa, atau berjalan ke tempat yang di kutuk Alloh Subhanahu wa Ta’laa, berarti ia tidak menjaga dirinya dari dosa.

    Jadi, orang yang membangkang perintah Alloh Subhanahu wa Ta’laa serta melakukan apa yang dilarang-Nya, dia bukanlah termasuk orang-orang yang bertaqwa. Orang yang menceburkan diri ke dalam maksiat, sehingga ia pantas mendapat murka Alloh Subhanahu wa Ta’laa, maka ia telah mengeluarkan dirinya dari barisan orang-orang yang bertaqwa.


    3. JURUS BERSYUKUR & TAWAKKAL

    Allah SWT berfirman,
    “Sesungguhnya jika kamu BERSYUKUR, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..” [TQS Ibrahim : 7]

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :
    “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rizki dari arah yg tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa BERTAWAKKAL kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.” [TQS at-Talaq : 2-3]

    *Menafsirkan ayat tersebut, Ar Robi’ bin Khutsaim berkata,”(mencu-kupkan) dari setiap yang membuat sempit manusia.”
    (Syarhus Sunnah, 14 / 298)

    Menjelaskan makna tawakkal para ulama berkata, diantaranya Imam Ghozali, Beliau berkata,”Tawakkal adalah penyandaran hati hanya kepada “WAAKIL” (yang ditawakkali) semata.”
    (Ihya’ Ulumuddin, 4 / 259)

    Al Allamah Al Manawi berkata,”Tawakkal adalah menampakkan kelemahan serta penyandaran (diri) kepada yang ditawakkali.”
    (Faidhul Qodir, 5 / 311)

    Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda :

    “Hendaklah kamu BERSYUKUR. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah.” [HR Ath-Thabrani]

    لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكَّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا

    “Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Alloh sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.”
    (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban)

    Sebagian manusia ada yang berkata,”Jika orang yangbertawakkal kepada Alloh itu akan diberi rizki, maka kenapa kita harus lelah, berusaha dan mencari penghidupan. bukankah kita cukup duduk-duduk dan bermalas-malasan, lalu rizki kita datang dari langit.”

    Perkataan ini sungguh menunjukkan kebodohan orang yang mengucapkannya tentang hakekat tawakkal. Imam Ahmad berkata,”Dalam hadits tersebut tidak ada isyarat yang membolehkan untuk meninggalkan usaha. Sebaliknya justru di dalamnya ada isyarat yang menunjukkan perlunya mencari rizki. Jadi maksud hadits tersebut, bahwa seandainya mereka bertawakkal pada Alloh dalam bepergian, kedatangan dan usaha mereka, dan mereka mengeta-hui bahwa kebaikan (rizki) itu di tangan-Nya, tentu mereka tidak akan pulang kecuali dalam keadaan mendapatkan harta dengan selamat, sebagaimana burung-burung tersebut.”
    (Tuhfatul Ahwadzi, 7 / 8)

    Imam ahmad menambahkan,”Para shahabat juga berdagang dan bekerja dengan pohon kurmanya. Dan merekalah teladan kita.”
    (Fathul Bari, 11 / 305-306)

    4.  JURUS MENIKAH

    Allah SWT berfirman,

    “Dan NIKAHKANLAH orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [TQS An-Nur : 32]


    5. JURUS MEMUSATKAN PERHATIAN UNTUK BERIBADAH

    Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda :

    نَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ: يَا ابْنَ آدَمَ، تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي، أَمْلَأْ صَدْرَكَ غِنًى، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِنْ لاَ تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

    Sesungguhnya Allah l berfirman, “Wahai anak Adam, pusatkan perhatianmu untuk beribadah kepada-Ku niscaya Aku akan memenuhi hatimu dengan kecukupan dan Aku akan tutupi kefakiranmu . Bila engkau tidak melakukannya niscaya Aku akan memenuhi tanganmu dengan kesibukan (tidak pernah merasa cukup) dan Aku tidak akan menutupi kefakiran/kemiskinanmu .” (HR. At-Tirmidzi )

    مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ
    وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ،
    وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ لَهُ أَمْرَهُ
    وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ

    "Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya maka Allah akan mencerai beraikan urusannya, dan menjadikan kemiskinan di pelupuk matanya, dan tidak akan datang dunia melainkan apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barang siapa yang akhirat menjadi niatnya maka Allah akan menyatukan urusannya, dan menjadikan rasa kaya di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Ibnu Majah
    )

    إِنَّ اللهَ تَعَلىَ يَقُولُ : يَاابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَدَتِى أَمَْـَلأُصَدْرَكَ غِنىً, وَأَسُدُّ فَقْرَكَ. وَإِنْ لاَ تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَكَ شُغْلاً, وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

    “Sesungguhnya Alloh Ta’laa berfirman,”Wahai anak Adam. Beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku ! Niscaya Aku penuhi di dalam dada dengan kekayaan dan aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku penuhi kebutuhanmu.” (HR. Ibnu Majah)

    Al Mulla Ali Al Qori menjelaskan makna hadits -تَفَرَّغْ لِعِبَدَتِى – “beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku.”, Beliau berkata,”Makna-nya, jadikanlah hatimu benar-benar sepenuhnya (konsentrasi) untuk beribadah kepada Robb-mu.” (Murqotul Mafatih, 9 / 26)

    Hendaknya seseorang tidak mengira bahwa yang dimaksud beribadah sepenuhnya adalah dengan meninggalkan usaha untuk mendapatkan penghidupan dan duduk di masjid sepanjang siang dan malam. Hendaknya seorang hamba beribadah dengan hati dan jasadnya, khusyu’ dan merendahkan diri dihadapan Alloh Maha Esa. Menghadirkan hati, betapa besar keagungan Alloh Subhanahu wa Ta’laa.

    *A. QIYAMULLAYL

    Rasulullah saw bersabda,

    “Rabb kita yang Maha Suci dan Maha Luhur turun ka langit dunia setiap malam ketika tinggal SEPERTIGA MALAM terakhir. Dia SWT berkata; Barangsiapayang berdoa kepada-Ku niscaya Aku mengabulkannya, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku niscaaya Aku memberinya, dan barangsiapa yang meminta ampunan niscaya Aku mengampuninya.” [HR Bukhari, Muslim]

    *B. SHOLAT DHUHA

    Rasulullah saw bersabda,

    “Barangsiapa mengerjakan sholat DHUHA 6 rakaat maka akan diberikan kecukupan rizki pada hari itu.” [HR ath-Thabrani]

    *C. DOA ORANG TUA & PASANGAN (Suami-Istri)

    Dan Tuhan-Mu berfirman, “BERDOALAH kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkan doa kalian.” [TQS Al Mu’min : 60]

    Rasulullah saw bersabda,

    “Mintalah kepada Allah, karena Allah senang jika diminta.” [HR Tirmidzi]

    “Tiga DOA yang akan dikabulkan dan tidak diragukan lagi padanya, yaitu (salah satunya) DOA orang tua kepada anaknya..” [HR Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad]


    6. JURUS INFAQ FISABILILLAH & SEDEKAH

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :

    "Siapakah orangnya yang (mahu) memberikan pinjaman kepada Allah sebagai pinjaman yang baik (yang ikhlas) supaya Allah melipatgandakan balasannya dengan berganda-ganda banyaknya? Dan (ingatlah), Allah jualah Yang menyempit dan Yang meluaskan (pemberian rezeki) dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan". [QS. Al-Baqoroh:245]

    "Bandingan (derma) orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurniaNya, lagi Meliputi ilmu pengetahuanNya". [QS. Al-Baqoroh:261]

    “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Alloh akan menggantinya dan Dialah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya.”
    (QS. Saba’ : 39)

    Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan ayat di atas,”Betapapun sedikit apa yang kamu infaqkan dari apa yang diperintahkan Alloh kepadamudan apa yang diperbolehkan-Nya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3 / 595)

    Syaikh Ibnu Asyur berkata,”Yang dimaksud dengan infaq di sini adalah infaq yang dianjurkan dalam agama. Seperti berinfaq kepada orang-orang fakir dan berinfaq di jalan Alloh untuk menolong agama.” (Tafsirut Tahrir wa Tanwir, 22 / 221)

    Rasulullah saw bersabda,

    “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada ditangan-Nya, jika memang aku terpaksa bersumpah; Tidak akan berkurang harta karena SEDEKAH, maka bersedekahlah.” [HR Ahmad, Malik dan Tirmidzi]

    “Janganlah kamu menghitung-hitung untuk BERSEDEKAH karena takut miskin, sebab nanti Allah menyempitkan rizki bagimu.” [HR Bukhari].

    “Dahulu ada dua orang bersaudara pada masa Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam . Salah seorang dari mereka mendatangi Nabi Sholallohu ‘alaihi was salam (untuk menuntut ilmu) dan (saudaranya) yang lain pergi bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu pada Nabi Sholallohu ‘alaihi was salam . Maka Beliau Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda,”Mudah-mudahan engkau diberi rizki karena sebab dia” (HR. Tirmidzi)

    Al Mulla Ali Al Qori menjelaskan sabda Nabi Sholallohu ‘alaihi was salam :

    لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ

    ”…Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia”
    “Yang menggunakan shighot majhul (ungkapan kata kerja pasif) itu berkata, yakni, aku berharap atau aku takutkan bahwa engkau sebe-narnya diberi rizki karena berkahnya. Dan bukan berarti dia(si penuntut ilmu) diberi rizki karena pekerjaanmu. Oleh sebab itu jangan engkau mengungkit-ungkit pekerjaanmu kepadanya.”
    (Murqotul Mafatih, 9 / 171)

    Mush’ab bin Sa’d Rodliallohu ‘anhu berkata : “Bahwasanya Sa’d Rodliallohu ‘anhu merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain, maka Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda :

    هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلاَّ بِضُعَفَا ئِكُمْ

    “Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang yang lemah diantara kalian ?” (HR. Bukhori)

    Karena itu, siapa yang ingin ditolong Alloh dan diberi rizki oleh-Nya maka hendaklah ia memuliakan orang-orang yang lemah dan berbuat baik kepada mereka.”
    (Shohihul Bukhori)


    7. JURUS  SILATURROHIM

    Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda :

    “Barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya, dilapangkan rizkinya dan diselamatkan dari su’ul khotimah, hendaklah dia bertaqwa kepada Allah dan BERSILATURAHMI.” [HR Bazaar]

    مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُسْطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

    “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (diperpanjang usianya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturrahmi.” (HR. Bukhori)

    Makna “ar rahim” adalah para kerabat dekat. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata,”Ar rahim secara umum adalah dimaksudkan untuk para kerabat dekat. Antar mereka terdapat garis nasab (keturunan), baik berhak mewarisi atau tidak, dan sebagai mahrom atau tidak. Menurut pendapat lain, mereka adalah “maharim” (para kerabat dekat yang haram dinikahi) saja. Pendapat pertama lebih kuat, sebab menurut batasan yang kedua, anak-anak paman dan anak-anak bibi bukan kerabat dekat karena tidak termasuk yang haram dinikahi, padahal tidak demikian.”
    (Fathul Bari, 10 / 14)

    Silaturrahim, sebagaimana dikatakan oleh Al Mulla Ali Al Qori adalah kinayah (ungkapan / sindiran) tentang berbuat baik kepada para kerabat dekat -baik menurut garis keturunan maupun perkawinan- berlemah lembut dan mengasihi mereka serta menjaga keadaan mereka. (Murqotul Mafatih, 8 / 645)


    8. JURUS HAJI & UMROH

    Rosululloh Sholallohu ‘alaihi was salam bersabda :

    تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وِالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيْرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ

    “Lanjutkanlah haji dengan umroh atau sebaliknya. Karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana api dapat mengilangkan kotoran besi.”
    (HR. An Nasa’i)

    Syaikh Abul Hasan As Sindi menjelaskan haji dengan umroh atau sebaliknya, berkata,”Jadikanlah salah satunya mengikuti yang lain, dimana ia dilakukan sesudahnya. Artinya, jika kalian menunaikan haji maka tunaikanlah umroh. Dan jika kalian menunaikan umroh maka tunaikanlah haji, sebab keduanya saling mengikuti.”
    (Hasyiyatul Imam As Sindi ‘ala Sunan An Nasa’i, 5 / 115)

    Sedangkan Imam Ath Thoyyibi dalam menjelaskan sabda Nabi SAW.:

    فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ

    “…Sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa…”
    “Kemampuan keduanya untuk menghilangkan kemiskinan seperti kemampuan amalan bersedekah dalam menambah harta.”
    (Faidhul Qodir, 3 / 225)


    9. JURUS BERBISNIS-BERDAGANG

    Rasulullah saw bersabda,

    “Perhatikanlah olehmu sekalian PERDAGANGAN, sesungguhnya di dunia perdagangan itu ada 9 dari 10 pintu rizki.” [HR Ahmad]


    10. JURUS HIJRAH & BERPRASANGKA BAIK

    Rasulullah saw bersabda,
    “Allah SWT berfirman, ‘Aku tergantung prasangka hamba-Ku. Apabila ia BERPRASANGKA BAIK kepada-Ku, maka kebaikan baginya. Dan bila berprasangka buruk maka keburukan baginya.” [HR Ahmad]

    Alloh Subhanahu wa Ta’laa berfirman :
    “Barangsiapa berhijrah di jalan Alloh, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak.”
    (QS. An Nisa : 100)

    Qotadah berkata,”Maknanya, keluasan dari kesesatan kepada petunjuk, dan dari kemiskinan kepada banyaknya kekayaan.”
    (Tafsir Al Qurthubi, 5 / 348)

    Imam Al Qurthubi berkata,”Sebab, keluasan negeri dan banyaknya bangunan menunjukkan keluasan rizki. Juga menunjukkan kela-pangan dada yang siap menanggung kesedihan dan pikiran serta hal-hal lain yang menunjukkan kemudahan.”
    (Tafsir Al Qurthubi, 5 / 348)

    Imam Ar Roghib Al Ashfahani berkata bahwa hijrah adalah keluar dari negeri kafir kepada negeri yang iman, sebagaimana para shahabat yang berhijrah dari Makkah ke Madinah.

    Sayid Muhammad Rosyid Ridlo mengatakan bahwa hijrah di jalan Alloh Subhanahu wa Ta’laa harus dengan sebenar-benarnya. Artinya, maksud orang yang berhijrah dari negerinya itu adalah untuk mendapatkan ridho Alloh Subhanahu wa Ta’laa dengan menegakkan agam-Nya yang ia merupakan kewajiban baginya, dan merupakan sesuatu yang dicintai Alloh Subhanahu wa Ta’laa, juga untuk menolong saudara-saudaranya yang beriman dari permusuhan orang-orang kafir.

    Wallohu A’lam bish Sowwab.

    Sumber : https://www.facebook.com/notes/didin-rosyidin-dua/10-jurus-pembuka-pintu-rizki-menjadi-kaya-yang-tidak-biasa-inspirasi-pencarian-p/4882491939729

    0 komentar:


    Manusia pada dasarnya suka kepada kesenangan dan kemewahan. Tapi kadang-kadang kita sudah bekerja siang malam banting tulang peras keringat, tapi hasilnya nol. Sehingga kemudian sering orang berpikir untuk mencari jalan pintas.
    Berikut ini adalah beberapa tips dan nasehat dari para ‘alim agar dipermudah rezekinya:



    1.Bertawakal dan hanya berharap kepada Allah

    Dengan tawakal, maka seseorang akan dikaruniai rasa kaya oleh Allah SWT. Meski mungkin tidak berlebih, tapi ada perasaan kaya dalam hati. Firman-Nya:

    “Barang siapa bertawakal kepada Allah (SWT), niscaya Allah (SWT) mencukupkan (kebutuhannya).” (At-Thalaq: 3)

    Nabi s.a.w. bersabda:
    “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah (SWT) dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan sore hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al -Hakim dari Umar bin al-Khattab ra).

    2. Memperbanyak Istighfar

    Istighfar adalah rintihan dan pengakuan dosa seorang hamba di depan Allah (SWT), yang menjadi sebab Allah (SWT) berbelas kasih pada hamba-Nya lalu Dia berkenan melapangkan jiwa dan kehidupan si hamba.

    Sabda Nabi saw: “Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah (SWT) akan menghapus segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al -Hakim dari Abdullah bin Abbas ra)

    3.Tinggalkan perbuatan dosa

    Istighfar tidak laku di sisi Allah (SWT) jika masih buat dosa. Dosa bukan saja membuat hati resah, bahkan bisa menutup pintu rezeki. 

    Sabda Nabi s.a.w. :
    “… Dan seorang pria akan diharamkan baginya rezeki karena dosa yang dibuatnya.” (Riwayat at-Tirmidzi)

    4.Berzikir dan selalu ingat Allah (SWT)
    Banyak ingat Allah (SWT) membuat hati tenang dan kehidupan terasa lapang. Ini rezeki yang hanya Allah (SWT) berikan kepada orang beriman. Firman-Nya:
    “(Yaitu) orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah (SWT). Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah (SWT) hati menjadi tenteram. “(Ar-Ra’d: 28)
    5.Berbakti dan mendoakan orang tua
    Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Rasulullah s.a.w. berpesan agar siapa yang ingin panjang umur dan ditambahi rezekinya, harus berbakti kepada orangtua dan menyambung tali kekeluargaan. Beliau s.a.w. juga bersabda:
    “Siapa berbakti kepada orang tuanya maka kebahagiaanlah buatnya dan Allah (SWT) akan memperpanjang umurnya.” (Riwayat Abu Ya’ala, at-Thabrani, al-Asybahani dan al-Hakim)
    Mendoakan orang tua juga menjadi sebab mengalirnya rezeki, berdasarkan sabda Nabi saw :
    “Bila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya niscaya terputuslah rezeki (Allah (SWT)) darinya.” (Riwayat al-Hakim dan ad-Dailami)
     
    6. Berbuat baik dan menolong orang yang lemah
    Berbuat baik kepada orang yang lemah ini termasuk berbakti dan membuat senang orang tua, orang sakit, anak yatim dan fakir miskin, juga istri dan anak-anak yang masih kecil. Sabda Nabi s.a.w. :
    “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)

    7. Tunaikan hajat orang lain
    Menunaikan hajat orang menjadi sebab Allah (SWT) melapangkan rezeki dalam bentuk tertunainya hajat sendiri, seperti sabda Nabi saw:
    “Siapa yang menunaikan hajat saudaranya maka Allah (SWT) akan menunaikan hajatnya” (HR Muslim)

    8. Perbanyaklah bershalawat
    Ada hadis yang menganjurkan bershalawat jika hajat atau cita-cita tidak tercapai. Karena shalawat itu dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan, dan kesulitan serta memperluas rezeki dan menyebabkan terlaksananya semua hajat. Wallahu a’lam.

    9. Banyak berbuat kebaikan
    Ibnu Abbas berkata:
    “Sesungguhnya kebajikan itu memberi cahaya pada hati, kemurahan rezeki, kekuatan jasad dan disayangi oleh makhluk yang lain. Sedangkan kejahatan pula bisa menggelapkan rupa, menggelapkan hati, melemahkan tubuh, sempit rezeki dan makhluk lain mengutuknya. “

    10.Bangun pagi lebih awal (Jangan tidur sampai siang)
    Menurut Rasulullah saw, Allah SWT membagikan rezekinya pada waktu pagi. Maka memulai aktifitas sesudah sholat subuh berjamaah sangat baik dilakukan. Ada banyak manfaat juga yang bisa didapatkan dari bangun lebih pagi ini dalam kesehatan. Ingat, kesehatan juga adalah rejeki yang tiada terkira.
    11.Menjalin silaturrahim
    Nabi s.a.w. bersabda:
    “Barang siapa ingin dilapangkan rizkinya dan dilambatkan ajalnya maka hendaklah dia menghubungi atau menyambung silaturahmi.” (Riwayat Bukhari)

    12.Selalu berada dalam kondisi berwudhu
    Seorang Arab Badui menemui Rasulullah s.a.w. dan meminta petunjuk mengenai beberapa hal termasuk mau dimurahkan rezeki oleh Allah (SWT). Beliau s.a.w. bersabda:
    “Sentiasalah berada dalam kondisi bersih (dari hadas) niscaya Allah (SWT) akan memurahkan rezeki.” (Diriwayatkan dari Sayidina Khalid al-Walid)

    13.Selalu Bersedekah
    Sedekah mengundang rahmat Allah (SWT) dan menjadi sebab Allah (SWT) membuka pintu rezeki. Nabi s.a.w. bersabda kepada Zubair bin al-Awwam:
    “Hai Zubair, ketahuilah bahwa kunci rezeki hamba itu ditentang Arasy, yang dikirim oleh Allah (SWT) Azza Wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang memperbanyak pemberian kepada orang lain, niscaya Allah (SWT) memperbanyak baginya. Dan siapa yang Menyedikitkan, niscaya Allah (SWT) Menyedikitkan baginya. “(Riwayat ad-Daruquthni dari Anas ra)

    14.Selalu bangun shalat malam (tahajud)
    Ada keterangan bahwa melaksanakan shalat tahajjud memudahkan memperoleh rezeki, menjadi sebab seseorang terpercaya dan dihormati orang dan doanya dikabulkan Allah (SWT)

    15.Selalu menunaikan Shalat Dhuha
    Amalan shalat Dhuha yang dilakukan waktu orang sedang sibuk dengan urusan dunia (aktivitas harian), juga memiliki rahasia tersendiri. Firman Allah (SWT) dalam hadits qudsi:
    “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (shalat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)

    16.Bersyukur kepada Allah (SWT)
    Syukur artinya mengakui segala pemberian dan nikmat dari Allah (SWT). Lawannya adalah kufur nikmat. Allah (SWT) berfirman:
    “Sesungguhnya! Jika kamu bersyukur, niscaya Aku tambahkan nikmat-Ku kepadamu, dan sesungguhnya jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku sangat keras. “(Ibrahim: 7)
    Firman-Nya lagi:
    “… Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Ali Imran: 145)

    17.Mengamalkan zikir dan bacaan ayat Quran tertentu
    Zikir dari ayat-ayat al-Quran atau asma’ul husna selain menenangkan, menjenihkan dan melunakkan hati, juga mengandung fadilah khusus untuk keluasan ilmu, terbukanya pintu hidayah, dimudahkan faham agama, diberi kemanisan iman dan dilapangkan rezeki.
    Misalnya, dua ayat terakhir surat at-Taubah (ayat 128-129) jika dibaca secara konsisten tujuh kali setiap kali lepas solat, dikatakan bisa menjadi sebab Allah (SWT) lapangkan kehidupan dan murahkan rezeki.
    Salah satu nama Allah (SWT), al-Fattah (Maha membukakan) dikatakan dapat menjadi sebab dibukakan pintu rezeki jika diwiridkan selalu; misalnya dibaca
    “Ya Allah ya Fattah” berulang-ulang, diiringi doa: “Ya Allah (SWT), bukalah hati kami untuk mengenali-Mu, bukalah pintu rahmat dan ampunan-Mu, ya Fattah ya` Alim. “
    Ada juga hadis menyebut, siapa amalkan baca surat Al-Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kemiskinan. Wallahu a’lam.

    18.Selalu berdoa dan meminta pertolongan dari Allah
    Berdoa menjadikan seorang hamba dekat dengan Allah (SWT), penuh bergantung dan mengharap pada rahmat dan pemberian dari-Nya. Dalam al-Quran, Allah (SWT) menyuruh kita meminta kepada-Nya, niscaya Dia akan perkenankan.

    19.Berusaha dan berikhtiar sehabis baik
    Siapa berusaha, dia akan mendapatkan. Siapa menamam dia akan menuai. Ini sunnatullah. Dalam satu hadis sahih dikatakan bahwa Allah (SWT) memberikan dunia kepada orang yang dicintai-Nya dan yang tidak dicintai-Nya, tapi agama hanya Allah (SWT) berikan kepada orang yang dicintai-Nya saja. (Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim).
    Bagi orang beriman, tentu dia harus mencari sebab-sebab yang bisa membawa kepada murah rezeki dalam lingkup yang luas. Misalnya, ingin tenang dibacanya Quran, ingin dapat anak yang baik dididiknya sejak anak masih dalam kandungan, ingin sehat dijaganya makanan dan makan yang baik dan halal, ingin dapat tetangga yang baik dia sendiri berusaha jadi baik, ingin rezeki barokah dijauhinya yang haram, dan sebagainya .

    20. Jangan sekali-kali lupa untuk menunaikan ibadah kepada Allah
    Walau sesibuk apapun anda, pastikan anda selalu menunaikan perintah-perintah Allah. Beribadah kepada Allah, maka insyaAllah pasti diri kita akan dimurahkan rezeki.
    Allah (SWT) tidak akan menyia-nyiakan pengabdian diri hamba-Nya, seperti firman-Nya dalam hadis qudsi:
    “Wahai anak Adam, sempatkanlah untuk menyembah-Ku maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu. Jika tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu. “(Riwayat Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Hurairah ra)
    Semua yang disebutkan di atas adalah amalan yang bisa membuat diri kita lebih ber takwa. Dengan takwa, Allah (SWT) akan memberi “jalan keluar (dari segala hal yang menyusahkan), dan memberinya rezeki dari jalan yang tidakterduga-duga.” (Lihat At-Talaq: 2-3)

    Demikian, semoga dengan senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT rezeki kita akan dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT. Amin…

    20 Tips Membuka Pintu Rezeki Setiap Hari


    Manusia pada dasarnya suka kepada kesenangan dan kemewahan. Tapi kadang-kadang kita sudah bekerja siang malam banting tulang peras keringat, tapi hasilnya nol. Sehingga kemudian sering orang berpikir untuk mencari jalan pintas.
    Berikut ini adalah beberapa tips dan nasehat dari para ‘alim agar dipermudah rezekinya:



    1.Bertawakal dan hanya berharap kepada Allah

    Dengan tawakal, maka seseorang akan dikaruniai rasa kaya oleh Allah SWT. Meski mungkin tidak berlebih, tapi ada perasaan kaya dalam hati. Firman-Nya:

    “Barang siapa bertawakal kepada Allah (SWT), niscaya Allah (SWT) mencukupkan (kebutuhannya).” (At-Thalaq: 3)

    Nabi s.a.w. bersabda:
    “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah (SWT) dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan sore hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al -Hakim dari Umar bin al-Khattab ra).

    2. Memperbanyak Istighfar

    Istighfar adalah rintihan dan pengakuan dosa seorang hamba di depan Allah (SWT), yang menjadi sebab Allah (SWT) berbelas kasih pada hamba-Nya lalu Dia berkenan melapangkan jiwa dan kehidupan si hamba.

    Sabda Nabi saw: “Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah (SWT) akan menghapus segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al -Hakim dari Abdullah bin Abbas ra)

    3.Tinggalkan perbuatan dosa

    Istighfar tidak laku di sisi Allah (SWT) jika masih buat dosa. Dosa bukan saja membuat hati resah, bahkan bisa menutup pintu rezeki. 

    Sabda Nabi s.a.w. :
    “… Dan seorang pria akan diharamkan baginya rezeki karena dosa yang dibuatnya.” (Riwayat at-Tirmidzi)

    4.Berzikir dan selalu ingat Allah (SWT)
    Banyak ingat Allah (SWT) membuat hati tenang dan kehidupan terasa lapang. Ini rezeki yang hanya Allah (SWT) berikan kepada orang beriman. Firman-Nya:
    “(Yaitu) orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah (SWT). Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah (SWT) hati menjadi tenteram. “(Ar-Ra’d: 28)
    5.Berbakti dan mendoakan orang tua
    Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Rasulullah s.a.w. berpesan agar siapa yang ingin panjang umur dan ditambahi rezekinya, harus berbakti kepada orangtua dan menyambung tali kekeluargaan. Beliau s.a.w. juga bersabda:
    “Siapa berbakti kepada orang tuanya maka kebahagiaanlah buatnya dan Allah (SWT) akan memperpanjang umurnya.” (Riwayat Abu Ya’ala, at-Thabrani, al-Asybahani dan al-Hakim)
    Mendoakan orang tua juga menjadi sebab mengalirnya rezeki, berdasarkan sabda Nabi saw :
    “Bila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya niscaya terputuslah rezeki (Allah (SWT)) darinya.” (Riwayat al-Hakim dan ad-Dailami)
     
    6. Berbuat baik dan menolong orang yang lemah
    Berbuat baik kepada orang yang lemah ini termasuk berbakti dan membuat senang orang tua, orang sakit, anak yatim dan fakir miskin, juga istri dan anak-anak yang masih kecil. Sabda Nabi s.a.w. :
    “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)

    7. Tunaikan hajat orang lain
    Menunaikan hajat orang menjadi sebab Allah (SWT) melapangkan rezeki dalam bentuk tertunainya hajat sendiri, seperti sabda Nabi saw:
    “Siapa yang menunaikan hajat saudaranya maka Allah (SWT) akan menunaikan hajatnya” (HR Muslim)

    8. Perbanyaklah bershalawat
    Ada hadis yang menganjurkan bershalawat jika hajat atau cita-cita tidak tercapai. Karena shalawat itu dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan, dan kesulitan serta memperluas rezeki dan menyebabkan terlaksananya semua hajat. Wallahu a’lam.

    9. Banyak berbuat kebaikan
    Ibnu Abbas berkata:
    “Sesungguhnya kebajikan itu memberi cahaya pada hati, kemurahan rezeki, kekuatan jasad dan disayangi oleh makhluk yang lain. Sedangkan kejahatan pula bisa menggelapkan rupa, menggelapkan hati, melemahkan tubuh, sempit rezeki dan makhluk lain mengutuknya. “

    10.Bangun pagi lebih awal (Jangan tidur sampai siang)
    Menurut Rasulullah saw, Allah SWT membagikan rezekinya pada waktu pagi. Maka memulai aktifitas sesudah sholat subuh berjamaah sangat baik dilakukan. Ada banyak manfaat juga yang bisa didapatkan dari bangun lebih pagi ini dalam kesehatan. Ingat, kesehatan juga adalah rejeki yang tiada terkira.
    11.Menjalin silaturrahim
    Nabi s.a.w. bersabda:
    “Barang siapa ingin dilapangkan rizkinya dan dilambatkan ajalnya maka hendaklah dia menghubungi atau menyambung silaturahmi.” (Riwayat Bukhari)

    12.Selalu berada dalam kondisi berwudhu
    Seorang Arab Badui menemui Rasulullah s.a.w. dan meminta petunjuk mengenai beberapa hal termasuk mau dimurahkan rezeki oleh Allah (SWT). Beliau s.a.w. bersabda:
    “Sentiasalah berada dalam kondisi bersih (dari hadas) niscaya Allah (SWT) akan memurahkan rezeki.” (Diriwayatkan dari Sayidina Khalid al-Walid)

    13.Selalu Bersedekah
    Sedekah mengundang rahmat Allah (SWT) dan menjadi sebab Allah (SWT) membuka pintu rezeki. Nabi s.a.w. bersabda kepada Zubair bin al-Awwam:
    “Hai Zubair, ketahuilah bahwa kunci rezeki hamba itu ditentang Arasy, yang dikirim oleh Allah (SWT) Azza Wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang memperbanyak pemberian kepada orang lain, niscaya Allah (SWT) memperbanyak baginya. Dan siapa yang Menyedikitkan, niscaya Allah (SWT) Menyedikitkan baginya. “(Riwayat ad-Daruquthni dari Anas ra)

    14.Selalu bangun shalat malam (tahajud)
    Ada keterangan bahwa melaksanakan shalat tahajjud memudahkan memperoleh rezeki, menjadi sebab seseorang terpercaya dan dihormati orang dan doanya dikabulkan Allah (SWT)

    15.Selalu menunaikan Shalat Dhuha
    Amalan shalat Dhuha yang dilakukan waktu orang sedang sibuk dengan urusan dunia (aktivitas harian), juga memiliki rahasia tersendiri. Firman Allah (SWT) dalam hadits qudsi:
    “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (shalat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)

    16.Bersyukur kepada Allah (SWT)
    Syukur artinya mengakui segala pemberian dan nikmat dari Allah (SWT). Lawannya adalah kufur nikmat. Allah (SWT) berfirman:
    “Sesungguhnya! Jika kamu bersyukur, niscaya Aku tambahkan nikmat-Ku kepadamu, dan sesungguhnya jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku sangat keras. “(Ibrahim: 7)
    Firman-Nya lagi:
    “… Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Ali Imran: 145)

    17.Mengamalkan zikir dan bacaan ayat Quran tertentu
    Zikir dari ayat-ayat al-Quran atau asma’ul husna selain menenangkan, menjenihkan dan melunakkan hati, juga mengandung fadilah khusus untuk keluasan ilmu, terbukanya pintu hidayah, dimudahkan faham agama, diberi kemanisan iman dan dilapangkan rezeki.
    Misalnya, dua ayat terakhir surat at-Taubah (ayat 128-129) jika dibaca secara konsisten tujuh kali setiap kali lepas solat, dikatakan bisa menjadi sebab Allah (SWT) lapangkan kehidupan dan murahkan rezeki.
    Salah satu nama Allah (SWT), al-Fattah (Maha membukakan) dikatakan dapat menjadi sebab dibukakan pintu rezeki jika diwiridkan selalu; misalnya dibaca
    “Ya Allah ya Fattah” berulang-ulang, diiringi doa: “Ya Allah (SWT), bukalah hati kami untuk mengenali-Mu, bukalah pintu rahmat dan ampunan-Mu, ya Fattah ya` Alim. “
    Ada juga hadis menyebut, siapa amalkan baca surat Al-Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kemiskinan. Wallahu a’lam.

    18.Selalu berdoa dan meminta pertolongan dari Allah
    Berdoa menjadikan seorang hamba dekat dengan Allah (SWT), penuh bergantung dan mengharap pada rahmat dan pemberian dari-Nya. Dalam al-Quran, Allah (SWT) menyuruh kita meminta kepada-Nya, niscaya Dia akan perkenankan.

    19.Berusaha dan berikhtiar sehabis baik
    Siapa berusaha, dia akan mendapatkan. Siapa menamam dia akan menuai. Ini sunnatullah. Dalam satu hadis sahih dikatakan bahwa Allah (SWT) memberikan dunia kepada orang yang dicintai-Nya dan yang tidak dicintai-Nya, tapi agama hanya Allah (SWT) berikan kepada orang yang dicintai-Nya saja. (Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim).
    Bagi orang beriman, tentu dia harus mencari sebab-sebab yang bisa membawa kepada murah rezeki dalam lingkup yang luas. Misalnya, ingin tenang dibacanya Quran, ingin dapat anak yang baik dididiknya sejak anak masih dalam kandungan, ingin sehat dijaganya makanan dan makan yang baik dan halal, ingin dapat tetangga yang baik dia sendiri berusaha jadi baik, ingin rezeki barokah dijauhinya yang haram, dan sebagainya .

    20. Jangan sekali-kali lupa untuk menunaikan ibadah kepada Allah
    Walau sesibuk apapun anda, pastikan anda selalu menunaikan perintah-perintah Allah. Beribadah kepada Allah, maka insyaAllah pasti diri kita akan dimurahkan rezeki.
    Allah (SWT) tidak akan menyia-nyiakan pengabdian diri hamba-Nya, seperti firman-Nya dalam hadis qudsi:
    “Wahai anak Adam, sempatkanlah untuk menyembah-Ku maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu. Jika tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu. “(Riwayat Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Hurairah ra)
    Semua yang disebutkan di atas adalah amalan yang bisa membuat diri kita lebih ber takwa. Dengan takwa, Allah (SWT) akan memberi “jalan keluar (dari segala hal yang menyusahkan), dan memberinya rezeki dari jalan yang tidakterduga-duga.” (Lihat At-Talaq: 2-3)

    Demikian, semoga dengan senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT rezeki kita akan dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT. Amin…

    2 komentar:

    1. Syirik (menyekutukan Allah swt)
    yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya. 
     
    Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.
    Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. "Artinya : Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar"[ Luqman: 13]

    2. Meninggalkan Shalat
    Rasulullah SAW. bersabda, "Barangsiapa menjaga shalat, niscaya di muliakan oleh Allah dengan lima kemuliaan" :
    1. Allah menghilangkan kesempitan hidupnya
    2. Allah hilangkan siksa kubur darinya
    3. Allah akan memberikan buku catatan amalnya dengan tangan kanannya
    4. Dia akan melewati jembatan (Shirat) bagaikan kilat
    5. Akan masuk syurga tanpa hisab
    Dan barangsiapa yang menyepelekan shalat, niscaya Allah akan mengazabnya dengan lima belas siksaan ; enam siksa di dunia, tiga siksaan ketika mati, tiga siksaan ketika masuk liang kubur dan tiga siksaan ketika bertemu dengan Tuhannya (akhirat).
    Adapun siksa di dunia adalah :
    1. Dicabut keberkahan umurnya
    2. Dihapus tanda orang saleh dari wajahnya
    3. Setiap amal yang dikerjakan, tidak diberi pahala oleh Allah
    4. Tidak diterima do'anya
    5. Tidak termasuk bagian dari do'anya orang-orang saleh
    6. Keluar ruhnya (mati) tanpa membawa iman
    Adapun siksa ketika akan mati :
    1. Mati dalam keadaan hina
    2. Mati dalam keadaan lapar
    3. Mati dalam keadaan haus, yang seandainya diberikan semua air laut tidak akan menghilangkan rasa hausnya
    Adapun siksa kubur :
    1. Allah menyempitkan liang kuburnya sehingga bersilang tulang rusuknya
    2. Tubuhnya dipanggang di atas bara api siang dan malam
    3. Dalam kuburnya terdapat ular yang bernama Suja'ul Aqro' yang akan menerkamnya karena menyia-nyiakan shalat. Ular itu akan menyiksanya, yang lamanya sesuai dengan waktu shalat
    Adapun siksa yang menimpanya waktu bertemu dengan Tuhan:
    1. Apabila langit telah terbuka, maka malaikat datang kepadanya dengan membawa rantai. Panjang rantai tsb. tujuh hasta. Rantai itu digantungkan ke leher orang tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya. Lalu malaikat mengumumkan : 'Ini adalah balasan orang yang menyepelekan perintah Allah'. Ibnu Abbas r.a berkata, 'seandainya lingkaran rantai itu jatuh ke bumi pasti dapat membakar bumi'.
    2. Allah tidak memandangnya dengan pandangan kasih sayang-Nya Allah tidak mensucikannya dan baginya siksa yang pedih.
    3. Menjadi hitam pada hari kiamat wajah orang yang meninggalkan shalat, dan sesungguhnya dalam neraka Jahannam terdapat jurang yang disebut "Lam-lam". Di dalamnya terdapat banyak ular, setiap ular itu sebesar leher unta, panjangnya sepanjang perjalanan sebulan. Ular itu menyengat orang yang meninggalkan shalat sampai mendidih bisanya dalam tubuh orang itu selama tujuh puluh tahun kemudian membusuk dagingnya.
    (Risalah As Sayyid Ahmad Dahlan) Hafidz Al Mundziri, terjemah kitab At Targhiib wat Tarhiib, hal 32

    3. Durhaka kepada Orangtua
    Tentu semua sudah mengetahuibanyak sekali azab bagi orang yang berdurhaka kepada orang tua, kalian juga mungkin pernah mendengar Ridho Allah itu Ridho Orang tua jd jika kita berdurhaka kepada orang tua niscaya Azab Allah akan menimpanya .

    4. Zina
    Untuk penjelasan zina sendiri saya sudah pernah menerangkan dan dapat dilihat di :
    http://juragansendal.blogspot.com/2011/12/zina.html

    5. Rizqi Haram
    6. Mabuk-mabukan (Miras-Narkotika)
    7. Memutuskan Hubungan Silaturahim
    8. Menuduh, Bersaksi Dusta. (Berbohong)
    9. Kikir, Pelit, Medit dkk
    10. Ghibah.
     
     
             Maaf ane cuma bisa menjelaskan beberapa bagi yang ingin menambahkan silahkan comment post ini terimakasih .
    ceramah ustadz Yusuf Mansur tentang 10 dosa-dosa besar yang menghambat rejeki..
     
    http://juragansendal.blogspot.com/2012/09/hati-hati-10-dosa-besar-penghambat.html

    Hati-hati : 10 Dosa Besar Penghambat Rejeki

    1. Syirik (menyekutukan Allah swt)
    yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya. 
     
    Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.
    Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. "Artinya : Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar"[ Luqman: 13]

    2. Meninggalkan Shalat
    Rasulullah SAW. bersabda, "Barangsiapa menjaga shalat, niscaya di muliakan oleh Allah dengan lima kemuliaan" :
    1. Allah menghilangkan kesempitan hidupnya
    2. Allah hilangkan siksa kubur darinya
    3. Allah akan memberikan buku catatan amalnya dengan tangan kanannya
    4. Dia akan melewati jembatan (Shirat) bagaikan kilat
    5. Akan masuk syurga tanpa hisab
    Dan barangsiapa yang menyepelekan shalat, niscaya Allah akan mengazabnya dengan lima belas siksaan ; enam siksa di dunia, tiga siksaan ketika mati, tiga siksaan ketika masuk liang kubur dan tiga siksaan ketika bertemu dengan Tuhannya (akhirat).
    Adapun siksa di dunia adalah :
    1. Dicabut keberkahan umurnya
    2. Dihapus tanda orang saleh dari wajahnya
    3. Setiap amal yang dikerjakan, tidak diberi pahala oleh Allah
    4. Tidak diterima do'anya
    5. Tidak termasuk bagian dari do'anya orang-orang saleh
    6. Keluar ruhnya (mati) tanpa membawa iman
    Adapun siksa ketika akan mati :
    1. Mati dalam keadaan hina
    2. Mati dalam keadaan lapar
    3. Mati dalam keadaan haus, yang seandainya diberikan semua air laut tidak akan menghilangkan rasa hausnya
    Adapun siksa kubur :
    1. Allah menyempitkan liang kuburnya sehingga bersilang tulang rusuknya
    2. Tubuhnya dipanggang di atas bara api siang dan malam
    3. Dalam kuburnya terdapat ular yang bernama Suja'ul Aqro' yang akan menerkamnya karena menyia-nyiakan shalat. Ular itu akan menyiksanya, yang lamanya sesuai dengan waktu shalat
    Adapun siksa yang menimpanya waktu bertemu dengan Tuhan:
    1. Apabila langit telah terbuka, maka malaikat datang kepadanya dengan membawa rantai. Panjang rantai tsb. tujuh hasta. Rantai itu digantungkan ke leher orang tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya. Lalu malaikat mengumumkan : 'Ini adalah balasan orang yang menyepelekan perintah Allah'. Ibnu Abbas r.a berkata, 'seandainya lingkaran rantai itu jatuh ke bumi pasti dapat membakar bumi'.
    2. Allah tidak memandangnya dengan pandangan kasih sayang-Nya Allah tidak mensucikannya dan baginya siksa yang pedih.
    3. Menjadi hitam pada hari kiamat wajah orang yang meninggalkan shalat, dan sesungguhnya dalam neraka Jahannam terdapat jurang yang disebut "Lam-lam". Di dalamnya terdapat banyak ular, setiap ular itu sebesar leher unta, panjangnya sepanjang perjalanan sebulan. Ular itu menyengat orang yang meninggalkan shalat sampai mendidih bisanya dalam tubuh orang itu selama tujuh puluh tahun kemudian membusuk dagingnya.
    (Risalah As Sayyid Ahmad Dahlan) Hafidz Al Mundziri, terjemah kitab At Targhiib wat Tarhiib, hal 32

    3. Durhaka kepada Orangtua
    Tentu semua sudah mengetahuibanyak sekali azab bagi orang yang berdurhaka kepada orang tua, kalian juga mungkin pernah mendengar Ridho Allah itu Ridho Orang tua jd jika kita berdurhaka kepada orang tua niscaya Azab Allah akan menimpanya .

    4. Zina
    Untuk penjelasan zina sendiri saya sudah pernah menerangkan dan dapat dilihat di :
    http://juragansendal.blogspot.com/2011/12/zina.html

    5. Rizqi Haram
    6. Mabuk-mabukan (Miras-Narkotika)
    7. Memutuskan Hubungan Silaturahim
    8. Menuduh, Bersaksi Dusta. (Berbohong)
    9. Kikir, Pelit, Medit dkk
    10. Ghibah.
     
     
             Maaf ane cuma bisa menjelaskan beberapa bagi yang ingin menambahkan silahkan comment post ini terimakasih .
    ceramah ustadz Yusuf Mansur tentang 10 dosa-dosa besar yang menghambat rejeki..
     
    http://juragansendal.blogspot.com/2012/09/hati-hati-10-dosa-besar-penghambat.html

    0 komentar:




    SAAT KAU BANGUN DIPAGI HARI
    Aku memandangmu
    Dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu
    Atau bersyukur kepadaku
    Atas sesuatu hal yang indah
    Yang terjadi dalam hidupmu

    Tapi aku melihatmu begitu sibuk
    Mempersiapkan diri untuk pergi bekerja

    Aku kembali menantimu
    Saat engkau sedang bersiap
    Aku tau pasti akan ada sedikit waktu bagimu
    Untuk berhenti dan menyapaKU
    Tapi tak kunjung kau lakukan
    Karena dirimu semakin sibuk

    Disuatu tempat engkau duduk disebuah kursi
    Selama lima belas menit tanpa melakukan apapun
    Kemudian aku melihat engkau menggerakkan kakimu

    AKU berfikir
    Engkau akan berbicara kepadaKU
    Tetapi engkau berlari menuju handphone kesayanganmu...
    Dan menelepon seseorang
    Untuk mendengarkan gosip terbaru

    AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja
    Dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari
    AKU berfikir engkau terlalu sibuk
    Untuk mengucapkan sesuatu kepadaKU

    Sebelum makan siang
    AKU melihatmu memandang sekeliling
    Mungkin engkau merasa malu
    Untuk sekedar berdoa kepadaKU

    Engkau melihat
    Beberapa temanmu berbicara
    Dan menyebut namaKU dengan lembut
    Sebelum menyantap rizki yang sudah AKU siapkan
    Tapi mengapa kau tidak mengucapkanNYA

    Tidaklah mengapa
    Masih ada banyak waktu
    Mungkin nanti engkau akan menyapa, berbicara dan menyebut NAMAKU
    Mungkin saat engkau pulang kerumah

    Tapi kelihatannya seakan akan masih banyak pekerjaan
    Yang akan engkau kerjakan
    Setelah tugasmu selesai,
    Engkau menyalakan TV

    AKU melihatmu
    Dan aku tau
    Apakah engkau suka menonton tv atau tidak
    Tapi engkau sering menghabiskan waktu
    Berjam jam setiap hari didepannya

    AKU menanti dengan sabar
    Saat kau menonton tv
    Tapi kembali kau tidak juga menyapa
    Dan berbicara sepatah katapun kepadaKU

    Sekarang kau lelah
    Dan kau pergi tempat tidurmu
    AKU Melihatmu dan mendengarkanmu
    Mungkin saat ini kau akan menyadari AKU
    Tapi kau terlalu lelah
    Hingga kau menghilang dalam tidurmu
    Tanpa sepatah katapun untukKU

    Tidaklah mengapa
    Mungkin kau belum menyadari AKU
    AKU yang selalu ada didekatmu

    AKU telah bersabar lebih lama
    dari yang kau sadari
    AKU bahkan menunggumu datang
    Dan ingin mengajarkan bagaimana caranya bersabar
    Terhadap orang lain

    Dari waktu ke waktu
    AKU sabar menunggumu
    Sekedar menyapa, berdoa atau bersyukur kepadaKU
    Tapi selalu kau tidak perduli

    Tak ada sepatah kata
    Tak ada seucap doa
    Tak ada rasa
    Tak ada harapan dan keinginan
    Untuk bersujud kepadaKU

    APA salahKU padamu...???
    Rizki yang AKU limpahkan
    Anak anak yang AKU rahmatkan
    Kesehatan yang aku berikan
    Nikmat yang mana lagi
    Yang kau dustakan

    Apakah itu tak cukup...?
    Untuk mengingatkanmu kepadaKU

    Sebelum...
    AKU pergi meninggalkanmu
    Dan kututup diriKU
    Untukmu

    Sadarilah...
    AKU selalu ada
    Melihat dan mendengarkanmu

    Surat dari sang PENCIPTA




    SAAT KAU BANGUN DIPAGI HARI
    Aku memandangmu
    Dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu
    Atau bersyukur kepadaku
    Atas sesuatu hal yang indah
    Yang terjadi dalam hidupmu

    Tapi aku melihatmu begitu sibuk
    Mempersiapkan diri untuk pergi bekerja

    Aku kembali menantimu
    Saat engkau sedang bersiap
    Aku tau pasti akan ada sedikit waktu bagimu
    Untuk berhenti dan menyapaKU
    Tapi tak kunjung kau lakukan
    Karena dirimu semakin sibuk

    Disuatu tempat engkau duduk disebuah kursi
    Selama lima belas menit tanpa melakukan apapun
    Kemudian aku melihat engkau menggerakkan kakimu

    AKU berfikir
    Engkau akan berbicara kepadaKU
    Tetapi engkau berlari menuju handphone kesayanganmu...
    Dan menelepon seseorang
    Untuk mendengarkan gosip terbaru

    AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja
    Dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari
    AKU berfikir engkau terlalu sibuk
    Untuk mengucapkan sesuatu kepadaKU

    Sebelum makan siang
    AKU melihatmu memandang sekeliling
    Mungkin engkau merasa malu
    Untuk sekedar berdoa kepadaKU

    Engkau melihat
    Beberapa temanmu berbicara
    Dan menyebut namaKU dengan lembut
    Sebelum menyantap rizki yang sudah AKU siapkan
    Tapi mengapa kau tidak mengucapkanNYA

    Tidaklah mengapa
    Masih ada banyak waktu
    Mungkin nanti engkau akan menyapa, berbicara dan menyebut NAMAKU
    Mungkin saat engkau pulang kerumah

    Tapi kelihatannya seakan akan masih banyak pekerjaan
    Yang akan engkau kerjakan
    Setelah tugasmu selesai,
    Engkau menyalakan TV

    AKU melihatmu
    Dan aku tau
    Apakah engkau suka menonton tv atau tidak
    Tapi engkau sering menghabiskan waktu
    Berjam jam setiap hari didepannya

    AKU menanti dengan sabar
    Saat kau menonton tv
    Tapi kembali kau tidak juga menyapa
    Dan berbicara sepatah katapun kepadaKU

    Sekarang kau lelah
    Dan kau pergi tempat tidurmu
    AKU Melihatmu dan mendengarkanmu
    Mungkin saat ini kau akan menyadari AKU
    Tapi kau terlalu lelah
    Hingga kau menghilang dalam tidurmu
    Tanpa sepatah katapun untukKU

    Tidaklah mengapa
    Mungkin kau belum menyadari AKU
    AKU yang selalu ada didekatmu

    AKU telah bersabar lebih lama
    dari yang kau sadari
    AKU bahkan menunggumu datang
    Dan ingin mengajarkan bagaimana caranya bersabar
    Terhadap orang lain

    Dari waktu ke waktu
    AKU sabar menunggumu
    Sekedar menyapa, berdoa atau bersyukur kepadaKU
    Tapi selalu kau tidak perduli

    Tak ada sepatah kata
    Tak ada seucap doa
    Tak ada rasa
    Tak ada harapan dan keinginan
    Untuk bersujud kepadaKU

    APA salahKU padamu...???
    Rizki yang AKU limpahkan
    Anak anak yang AKU rahmatkan
    Kesehatan yang aku berikan
    Nikmat yang mana lagi
    Yang kau dustakan

    Apakah itu tak cukup...?
    Untuk mengingatkanmu kepadaKU

    Sebelum...
    AKU pergi meninggalkanmu
    Dan kututup diriKU
    Untukmu

    Sadarilah...
    AKU selalu ada
    Melihat dan mendengarkanmu

    1 komentar:

    Right to Copy © 2012-2015 | Menimba Ilmu Sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah Menurut Pemahaman Salaful Ummah. Sebagian besar artikel di sini merupakan tulisan orang lain, untuk itu silakan mengkopi dengan menyebutkan sumbernya. Islam Itu Indah.
    Powered by Blogger. Blogger Template by Bloggertheme9
    back to top