Ajarkan Aku Satu Doa yang Aku
Baca dalam Shalatku!
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta
alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
keluarga dan para sahabatnya.
اللَّهُمَّ إنِّي ظَلَمْت نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا ،
وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِك
وَارْحَمْنِي ، إنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Allaahumma Innii Zhalamtu Nafsii Zhulman Katsira,
Walaa Yaghfirudz Dzunuuba Illaa Anta, Fatghfirlii Maghfiratam Min Indika
Warhamnii, Innaka Antal Ghafuurur Rahiim
"Ya Allah, Sesungguhnya aku telah menzalimi
diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak. Tidak ada yang bisa mengampuni
dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan
rahmati aku. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha pengampun lagi Penyayang."
Sumber Doa
Diriwayatkan dari Abu Bakar al-Shiddiq Radhiyallahu
'Anhu, beliau berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:
"Ajarkan aku satu doa yang aku baca dalam shalatku. Beliau bersabda,
"Ucapkanlah (wahai Abu Bakar):
اللَّهُمَّ إنِّي ظَلَمْت نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا ،
وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِك
وَارْحَمْنِي ، إنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Ya Allah, Sesungguhnya aku telah menzalimi
diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak. Tidak ada yang bisa mengampuni
dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan
rahmati aku. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha pengampun lagi Penyayang."
(Muttafaq 'Alaih)
Kapan Membacanya?
Imam Shan'ani berkata: "Hadits ini adalah dalil
disyariatkannya doa di dalam shalat secara umum tanpa ditentukan tempatnya. Dan
di antara tempatnya adalah sesudah tasyahud, shalawat atas Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam, dan Isti'adzah (berlindung dari empat perkara).
Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Lalu
hendaknya ia memilih doa yang dikehendakinya."
Al-Hafidz Ibnul Hajar menyebutkan hadits di atas
sesudah hadits yang berisi perlindungan dari empat perkara. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
"Apabila salah seorang kalian bertasyahhud hendaknya ia berlindung dari
empat perkara." Beliau bersabda:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ
, وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ , وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , وَمِنْ
شَرِّ فِتْنَةِ اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan
kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal." (Muttafaq 'alaih)
Ini menunjukkan bahwa doa di atas dibaca setelah doa
perlindungan dari empat perkara ini. Terlebih redaksi dari hadits kedua secara
jelas menunjukkan tempat dibacanya doa perlindungan dan kuatnya anjuran untuk
membacanya sebelum salam.
Bolehkah Menambah Dengan Doa Lainnya?
Waktu sebelum salam dalam shalat termasuk waktu
mustajab untuk dikabulkannya doa. Karenanya dianjurkan memperbanyak doa padanya
sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Lalu hendaknya
ia memilih doa yang dikehendakinya." (HR. Al-Bukhari)
Dua doa di atas adalah sebagian dari doa khusus yang
disyariatkan padanya. Yakni doa perlindungan dari empat perkara dan pengakuan
dosa yang diajarkan kepada Abu Bakar al-Shiddiq. Terdapat doa lain yang boleh
dibaca sebelum salam, antara lain: Wasiat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
kepada Mu'adz Bin Jabal,
اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ
وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
"Ya Allah, Bantu aku untuk berzikir,
bersyukur, dan memperbaiki ibadah kepada-Mu." (HR. Ahmad, Abu Dawud,
dan al-Nasai dengan sanad kuat.)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (I/274) dari Ibnu
Mas'ud secara Mauquf,
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa
neraka." (HR. Bukhari dan Ahmad)
Dan doa-doa lain yang tidak ditentukan berdasarkan
sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Lalu hendaknya ia memilih
doa yang dikehendakinya." (HR. Al-Bukhari) Namun doa yang disebutkan oleh
hadits dan diajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam itu yang lebih
utama di bandingkan doa-doa selainnya. (Lilhat: Taudhih al-Ahkam, Syaikh
Al-Bassam dalam menjelaskan hadits di atas)
Kandungan Doa
Ini salah satu bukti kefaqihan Abu Bakar al-Shiddiq Radhiyallahu
'Anhu, ia sangat paham bahwa shalat adalah sarana interaksi paling kuat
antara hamba dengan Rabb-nya. Shalat juga merupakan salah satu tempat mustajab
dikabulkannya doa. Karenanya ia meminta kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam agar diajarkan doa yang paling manfaat dan paling tepat untuk
dimunajatkan pada tempat ini. Lalu beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajarkan
kepadanya doa di atas yang bisa mengangkat pelakunya kepada derajat tertinggi
di surga.
Doa di atas juga mengajarkan sarana (wasilah) paling
kuat untuk dikabulkannya doa, yakni pengakuan dosa (Sesungguhnya aku telah
menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak), lalu pentauhidan (Tidak
ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau), kemudian diikuti dengan
permohonan ampunan.
Ibnu Mulqin berkata: "Betapa bagusnya susunan
ini; ia mendahulukan pengakuan dosa, lalu ketauhidan (pengesaan Allah),
kemudian permohonan ampunan; karena mengakui dosa sarana kuat untuk mendapatkan
maaf dan pujian terhadap orang yang diminta lebih dekat untuk dikabulkannya
permintaan."
Kezaliman seseorang terjadi pada salah satu dari dua
hal: meninggalkan kewajiban atau melakukan keharaman-keharaman atau
kedua-duanya secara sekaligus.
Tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali
Engkau: Bahwa
semua makhluk tidak sanggup mengampuni satupun dari kesalahan dan dosa
seseorang. Hak mengampuni dosa adalah milik Allah semata, karena tidak boleh
meminta amapunan kecuali hanya kepada-Nya.
Ampuni Aku dan rahmati aku: permintaan agar dihindarkan dari
sesuatu yang dibenci dan ditakuti, lalu diberi kebaikan-kebaikan yang
diinginkan dan dirindukan. Karenanya makna maghfirah: dihilangkan sesuatu yang
dibenci. Sementara rahmat: didapatkan apa yang diinginkan.
. . . shalat adalah sarana interaksi paling kuat
antara hamba dengan Rabb-nya. Shalat juga merupakan salah satu tempat mustajab
dikabulkannya doa. . .
Di dalamnya juga disebutkan tawassul (usaha mengambil
sarana untuk tercapainya sesuatu yang dituju/dimau) kepada Allah dengan Asmaul
Husna (nama-nama Alah yang maha Indah) saat memohon sesuatu atau
dihindarkan dari sesuatu yang menakutkan. Di dalamnya disebutkan dua nama Allah
(الْغَفُورُ الرَّحِيمُ: maha Pengampun lagi Penyayang) yang sesuai dengan isi
permintaan, "Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmati
aku". Wallahu Ta'ala A'lam.
- See more
at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2012/11/06/21557/ajarkan-aku-satu-doa-yang-baca-dalam-shalatku/#sthash.e8AxGQeR.dpuf
0 komentar: